Selasa, 11 Agustus 2015

LAPORAN ISU TERKINI: OPINI TERHADAP PENINGKATAN PASIEN TB MDR



LAPORAN   ISU TERKINI
 
PENINGKATAN PASIEN TB MDR

I.             TANGGAPAN
A.            Tanggapan terhadap isu peningkatan pasien TB MDR di Luar Negeri
Berdasarkan diskusi kelompok yang telah kami lakukan, kami beranggapan bahwasanya TB MDR di luar negeri jauh lebih meningkat dari pada di Indonesia, dimana di beberapa jurnal internasional yang kami peroleh bahwa beberapa negara yang memiliki kasus pasien TB MDR tertinggi terdapat di Negara India, China, dan afrika selatan.
Dari data WHO 2011 diperoleh bahwa dari 12 milyar prevalensi kasus MDR TB di dunia, 40% kasus TB MDR ditemukan di India dan China. Kedua negara ini merupakan penyumbang kasus TB MDR terbesar. Berbagai penanggulangan dan program pun telah dilakukan di dua Negara tersebut. Tetapi,  hanya terjadi sedikit penurunan kasus TB bahkan beberapa orang menjadi resisten terhadap obat TB.
Dari sebuah jurnal yang kami baca, diperoleh bahwa sebab dari  tingginya Kasus TB MDR di India adalah kurangnya pengontrolan terhadap program-program yang telah dibuat, adanya faktor socio-environmental, dan kurangnya perhatian terhadap pasien MDR TB.

B.             Tanggapan terhadap isu peningkatan pasien TB MDR di Dalam Negeri
Menurut Kelompok Kami, Kasus TB dengan resistensi OAT merupakan kasus yang sulit ditangani di indonesia, disamping membutuhkan biaya yang lebih besar , efek samping obat yang lebih banyak dan hasil pengobatan yang juga kurang memuaskan. TB dengan resistensi OAT ini berhubungan dengan riwayat pengobatan sebelumnya yang tidak adekuat. Pada pasien yang memiliki riwayat pengobatan TB sebelumnya kemungkinan terjadi resistensi sebesar 4 kali lipat sedangkan terjadinya TB MDR sebesar 10 kali lipat. Data di Indonesia menyatakan pada TB kasus baru didapatkan TB MDR 2% dan kasus TB yang telah diobati didapatkan 19%. Meskipun telah dilakukan berbagai program pemberantasan TB akan tetapi, program yang dibuat tak berbanding lurus dengan penurunan kasus TB.
Tidak hanya itu, indonesia merupakan negara yang masuk 10 peringkat teratas dengan jumlah pasien TB MDR yang meningkat setiap tahunnya, berdasarkan artikel dari sejumlah harian (media massa) dan jurnal yang kami peroleh bahwa jumlah pasien TB  MDR meningkat dari 6300 kasus di tahun 2014 menjadi 6600 kasus diawal tahun 2015.
Peningkatan ini tentu menjadi beban tersendiri dalam hal penanganan TB. Kini penanganan bukan hanya untuk pasien TB saja. Akan tetapi, diperumit lagi dengan adanya pasien yang menjadi resisten terhadap obat TB. Sekarang saja negara kita menjadi negara yang masuk dalam peringkat 5 dengan pasien TB terbanyak.
Dengan kejadian seperti ini. Menurut kelompok kami, peningkatan kasus MDR pada pasien TB disebabkan adanya hambatan pengobatan seperti kurangnya pelayanan diagnostik, obat, transportasi, logistik dan biaya pengendalian program TB.

II.           KENDALA YANG AKAN DIHADAPI
A.            Kendala yang dihadapi  di Luar Negeri
Kendala yang diperoleh bergantung pada hal-hal yang dapat menyebabkan peningkatan kasus pasien MDR TB di negara seperti china dan India.
Beberapa kendala yang dihadapi  dalam mengatasi masalah peningkatan pasien TB  MDR Di India adalah:
1)            adanya faktor socio-environmental
2)            kurangnya perhatian terhadap pasien MDR TB.
3)            Program-program yang dibuat hanya mengkhususkan pada daerah yang memiliki angka kejadian yang tinggi, dimana kesenjangan komunikasi antara program yang dapat membatasi aksesibilitas mengenai wabah penyakit dan pelayanan diagnostik dan solusi perawatan
4)            kurangnya data mengenai persentase orang-orang di India yang terkena dampak MRD-TB karena sistem diagnostik dan pengawasan yang buruk.


B.             Kendala yang dihadapi di Dalam Negeri
Dengan meningkatnya jumlah pasien resisten terhadap penderita TB, maka akan menyebabkan tingginya angka prevalensi dari kejadian TB, sehingga kebutuhan terhadap obat TB pun meningkat dan dengan meningkatnya penderita TB yang tidak patuh dan tidak teratur dalam meminum obat TB maka akan menimbulkan resistensi Obat TB yang tentunya akan lebih memperumit proses penanganan TB di indonesia dan meningkatkan penularan TB.
Beberapa kendala yang dihadapi  dalam mengatasi masalah peningkatan pasien TB  MDR Di Indonesia adalah:
1)            Adanya pasien yang tidak patuh dan tidak teratur untuk meminum obat TB yang diberikan sehingga bakteri TB yang ada di tubuhnya mengalami mutasi genetik dan menjadi resisten terhadap obat TB.
2)            Kurangnya pemasokan dan ketersediaan obat-obatan di beberapa daerah DACILGALTAS sehingga pemberian obat tidak berjalan dengan lancar
3)            Kurangnya pengawas meminum obat (PMO) untuk pasien TB
4)            Perilaku keluarga yang menjauhi pasien TB dan tidak memberikan dukungan dalam proses penyembuhan pasien TB karena takut tertular dengan penyakit tersebut
5)            Adanya keterlambatan diagnosis
6)            Penggunaan paduan OAT yang tidak adekuat yaitu karena jenis obatnya yang kurang atau karena lingkungan tersebut telah terdapat resitensi yang tinggi terhadap OAT yang digunakan misal rifampisin atau INH
7)            Adanya Fenomena addition syndrome yaitu suatu obat yang ditambahkan pada satu paduan yang telah gagal. Bila kegagalan ini terjadi karena kuman tuberkulosis telah resisten pada paduan yang pertama maka ”penambahan” 1 jenis obat tersebut akan menambah panjang daftar obat yang resisten.
8)            Pengobatan TB jangka waktunya lama lebih dari 6 bulan sehingga membosankan pasien.
9)            Obat tidak dapat diserap dengan baik misal rifampisin diminum setelah makan, atau ada diare.
10)        Kualitas obat kurang baik misal penggunaan obat kombinasi dosis tetap yang mana bioavibiliti rifampisinnya berkurang
11)        Harga obat yang tidak terjangkau
12)        Pengadaan obat terputus
13)        Kurangnya informasi atau penyuluhan mengenai TB di masyarakat
14)        Gangguan penyerapan obat

III.           PEMECAHAN MASALAH
A.            Pemecahan Masalah Terhadap isu peningkatan pasien TB MDR di Luar Negeri
Menurut Kelompok Kami, problem solving dari tingginya angka prevalensi MDR TB di China dan India, adalah:
1)            Membentuk sebuah lembaga surveilans, penelitian dan pengobatan MDR untuk mengobservasi kejadian kasus di lapangan utamanya Negara India yang merupakan Negara berkembang
2)            Untuk Negara Maju Seperti China, dapat membuat penelitian yang lebih lanjut mengenai obat untuk TB MDR agar tidak berlanjut menjadi TB XDR, seperti penemuan obat Delamanide yang ditemukan oleh para ahli dari jepang untuk mengatasi TB MDR.
3)            Mengembangkan dan meneliti lebih lanjut tentang epidemiologi genetik terkait dengan mutasi genetik yang membuat bakteri TB lebih resisten terhadap OAT.
4)            Bekerjasama  dengan beberapa Negara yang sukses menurunkan kejadian TB di Negaranya melalui program yang telah dibuat
5)            Program yang dibuat dilakukan secara merata diberbagai wilayah, bukan hanya di wilayah yang kasusnya tinggi
6)            Membuat program pengendalian infeksi yang efektif untuk India, sehingga hal iniakan membutuhkan reevaluasi faktor risiko untuk penyakit umum saat ini seperti TB. Program TB yang efektif harus dilaksanakan untuk India, dalam rangka untuk mengurangi kemungkinan wabah MDR-TB tidak terkendali.
7)            Memperbaiki sistem monitoring dan proses diagnosa penyakit MDR-TB


B.             Pemecahan Masalah Terhadap isu peningkatan pasien TB MDR di Dalam Negeri
Berdasarkan tantangan dan kendala yang akan dihadapi mengenai masalah peningkatan kasus pasien TB di Indonesia, kelompok kami melakukan diskusi kelompok, untuk mencari jalan keluar atau pemecahan masalah terkait peningkatan kasus pasien TB MDR di luar Negeri, yakni:
1)            Membentuk sebuah Komunitas peduli penderita TB, untuk Memberikan  dukungan berupa motivasi kepada penderita TB MDR agar mampu bertahan dengan kondisinya dan meningkatkan kepatuhannya dalam meminum obat. Komunitas yang dibuat membuat program-program yang menggugah semangat untuk berobat
2)            Meningkatkan pemahaman masyarakat dan keluarga penderita tentang TB melalui penyuluhan tentang cara mengatasi dan mengobati penyakit TB. sehingga baik masayrakat maupun keluarga penderita tidak lagi menjauhi penderita TB tapi keluarga dan masyarakat mulai memberikan support positive,  akan kesm=embuhan pasien MDR
3)            Menyediakan sarana dan prasarana dalam memenuhi kebutuhan pasien TB MDR terhadap obat-obatan dalam proses penyembuhannya terutamanya wilayah DACILGALTAS agar penyaluran obat-obatan TB lebih merata
4)            Untuk mengurangi penyebaran bakteri TB pasien MDR harus di isolasi dalam satu tempat dan di kontrol tingkat kepatuhannya dalam meminum obat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar