LAPORAN ISU TERKINI
PENINGKATAN PASIEN TB MDR
PENINGKATAN PASIEN TB MDR
I.
TANGGAPAN
A.
Tanggapan
terhadap isu peningkatan pasien TB MDR di Luar Negeri
Berdasarkan diskusi kelompok yang telah
kami lakukan, kami beranggapan bahwasanya TB MDR di luar negeri jauh lebih
meningkat dari pada di Indonesia, dimana di beberapa jurnal internasional yang
kami peroleh bahwa beberapa negara yang memiliki kasus pasien TB MDR tertinggi
terdapat di Negara India, China, dan afrika selatan.
Dari data WHO 2011 diperoleh bahwa dari
12 milyar prevalensi kasus MDR TB di dunia, 40% kasus TB MDR ditemukan di India
dan China. Kedua negara ini merupakan penyumbang kasus TB MDR terbesar.
Berbagai penanggulangan dan program pun telah dilakukan di dua Negara tersebut.
Tetapi, hanya terjadi sedikit penurunan
kasus TB bahkan beberapa orang menjadi resisten terhadap obat TB.
Dari sebuah jurnal yang kami baca,
diperoleh bahwa sebab dari tingginya
Kasus TB MDR di India adalah kurangnya pengontrolan terhadap program-program
yang telah dibuat, adanya faktor socio-environmental, dan kurangnya perhatian
terhadap pasien MDR TB.
B.
Tanggapan
terhadap isu peningkatan pasien TB MDR di Dalam Negeri
Menurut Kelompok Kami, Kasus TB dengan
resistensi OAT merupakan kasus yang sulit ditangani di indonesia, disamping membutuhkan
biaya yang lebih besar , efek samping obat yang lebih banyak dan hasil
pengobatan yang juga kurang memuaskan. TB dengan resistensi OAT ini berhubungan
dengan riwayat pengobatan sebelumnya yang tidak adekuat. Pada pasien yang
memiliki riwayat pengobatan TB sebelumnya kemungkinan terjadi resistensi
sebesar 4 kali lipat sedangkan terjadinya TB MDR sebesar 10 kali lipat. Data di
Indonesia menyatakan pada TB kasus baru didapatkan TB MDR 2% dan kasus TB yang
telah diobati didapatkan 19%. Meskipun telah dilakukan berbagai program
pemberantasan TB akan tetapi, program yang dibuat tak berbanding lurus dengan
penurunan kasus TB.
Tidak hanya itu, indonesia merupakan
negara yang masuk 10 peringkat teratas dengan jumlah pasien TB MDR yang meningkat
setiap tahunnya, berdasarkan artikel dari sejumlah harian (media massa) dan
jurnal yang kami peroleh bahwa jumlah pasien TB
MDR meningkat dari 6300 kasus di tahun 2014 menjadi 6600 kasus diawal
tahun 2015.
Peningkatan ini tentu menjadi beban
tersendiri dalam hal penanganan TB. Kini penanganan bukan hanya untuk pasien TB
saja. Akan tetapi, diperumit lagi dengan adanya pasien yang menjadi resisten
terhadap obat TB. Sekarang saja negara kita menjadi negara yang masuk dalam
peringkat 5 dengan pasien TB terbanyak.
Dengan kejadian seperti ini. Menurut
kelompok kami, peningkatan kasus MDR pada pasien TB disebabkan adanya hambatan pengobatan seperti
kurangnya pelayanan diagnostik, obat, transportasi, logistik dan biaya
pengendalian program TB.
II.
KENDALA YANG AKAN DIHADAPI
A.
Kendala yang
dihadapi di Luar Negeri
Kendala yang diperoleh bergantung pada
hal-hal yang dapat menyebabkan peningkatan kasus pasien MDR TB di negara
seperti china dan India.
Beberapa kendala yang dihadapi dalam mengatasi masalah peningkatan pasien
TB MDR Di India adalah:
1)
adanya faktor socio-environmental
2)
kurangnya perhatian terhadap
pasien MDR TB.
3)
Program-program
yang dibuat hanya mengkhususkan pada daerah yang memiliki angka kejadian yang
tinggi, dimana kesenjangan komunikasi
antara program yang dapat
membatasi aksesibilitas mengenai
wabah penyakit dan
pelayanan diagnostik dan solusi perawatan
4)
kurangnya data mengenai persentase orang-orang di India yang terkena dampak MRD-TB karena sistem diagnostik dan pengawasan
yang buruk.
B.
Kendala yang
dihadapi di Dalam Negeri
Dengan meningkatnya jumlah pasien
resisten terhadap penderita TB, maka akan menyebabkan tingginya angka
prevalensi dari kejadian TB, sehingga kebutuhan terhadap obat TB pun meningkat
dan dengan meningkatnya penderita TB yang tidak patuh dan tidak teratur dalam
meminum obat TB maka akan menimbulkan resistensi Obat TB yang tentunya akan
lebih memperumit proses penanganan TB di indonesia dan meningkatkan penularan
TB.
Beberapa kendala yang dihadapi dalam mengatasi masalah peningkatan pasien
TB MDR Di Indonesia adalah:
1)
Adanya pasien yang tidak patuh
dan tidak teratur untuk meminum obat TB yang diberikan sehingga bakteri TB yang
ada di tubuhnya mengalami mutasi genetik dan menjadi resisten terhadap obat TB.
2)
Kurangnya pemasokan dan
ketersediaan obat-obatan di beberapa daerah DACILGALTAS sehingga pemberian obat
tidak berjalan dengan lancar
3)
Kurangnya pengawas meminum obat (PMO)
untuk pasien TB
4)
Perilaku keluarga yang menjauhi
pasien TB dan tidak memberikan dukungan dalam proses penyembuhan pasien TB
karena takut tertular dengan penyakit tersebut
5)
Adanya keterlambatan diagnosis
6)
Penggunaan paduan OAT yang tidak adekuat yaitu karena
jenis obatnya yang kurang atau karena lingkungan tersebut telah terdapat
resitensi yang tinggi terhadap OAT yang digunakan misal rifampisin atau INH
7)
Adanya Fenomena
addition syndrome yaitu suatu obat yang ditambahkan pada satu
paduan yang telah gagal. Bila kegagalan ini terjadi karena kuman tuberkulosis
telah resisten pada paduan yang pertama maka ”penambahan” 1 jenis obat tersebut
akan menambah panjang daftar obat yang resisten.
8)
Pengobatan TB jangka waktunya lama lebih dari
6 bulan sehingga membosankan pasien.
9)
Obat tidak dapat diserap dengan baik misal rifampisin diminum setelah
makan, atau ada diare.
10)
Kualitas obat kurang baik misal penggunaan obat kombinasi dosis tetap yang
mana bioavibiliti rifampisinnya berkurang
11)
Harga obat yang tidak terjangkau
12)
Pengadaan obat terputus
13)
Kurangnya informasi atau penyuluhan mengenai TB di masyarakat
14)
Gangguan penyerapan obat
III.
PEMECAHAN MASALAH
A.
Pemecahan
Masalah Terhadap isu peningkatan pasien TB MDR di Luar Negeri
Menurut Kelompok Kami, problem
solving dari tingginya angka prevalensi MDR TB di China dan India, adalah:
1)
Membentuk sebuah lembaga
surveilans, penelitian dan pengobatan MDR untuk mengobservasi kejadian kasus di
lapangan utamanya Negara India yang merupakan Negara berkembang
2)
Untuk Negara Maju Seperti China,
dapat membuat penelitian yang lebih lanjut mengenai obat untuk TB MDR agar
tidak berlanjut menjadi TB XDR, seperti penemuan obat Delamanide yang
ditemukan oleh para ahli dari jepang untuk mengatasi TB MDR.
3)
Mengembangkan dan meneliti lebih lanjut
tentang epidemiologi genetik terkait dengan mutasi genetik yang membuat bakteri
TB lebih resisten terhadap OAT.
4)
Bekerjasama dengan beberapa Negara yang sukses menurunkan
kejadian TB di Negaranya melalui program yang telah dibuat
5)
Program yang dibuat dilakukan secara merata diberbagai
wilayah, bukan hanya di wilayah yang kasusnya tinggi
6)
Membuat program pengendalian infeksi yang efektif untuk India, sehingga hal iniakan
membutuhkan reevaluasi faktor risiko untuk penyakit umum saat
ini seperti TB. Program TB yang efektif
harus dilaksanakan untuk India, dalam rangka untuk mengurangi kemungkinan wabah MDR-TB tidak terkendali.
7)
Memperbaiki sistem monitoring dan
proses diagnosa penyakit MDR-TB
B.
Pemecahan
Masalah Terhadap isu peningkatan pasien TB MDR di Dalam Negeri
Berdasarkan tantangan dan kendala yang
akan dihadapi mengenai masalah peningkatan kasus pasien TB di Indonesia,
kelompok kami melakukan diskusi kelompok, untuk mencari jalan keluar atau
pemecahan masalah terkait peningkatan kasus pasien TB MDR di luar Negeri,
yakni:
1)
Membentuk sebuah Komunitas peduli
penderita TB, untuk Memberikan dukungan
berupa motivasi kepada penderita TB MDR agar mampu bertahan dengan kondisinya dan
meningkatkan kepatuhannya dalam meminum obat. Komunitas yang dibuat membuat
program-program yang menggugah semangat untuk berobat
2)
Meningkatkan pemahaman masyarakat
dan keluarga penderita tentang TB melalui penyuluhan tentang cara mengatasi dan
mengobati penyakit TB. sehingga baik masayrakat maupun keluarga penderita tidak
lagi menjauhi penderita TB tapi keluarga dan masyarakat mulai memberikan
support positive, akan kesm=embuhan
pasien MDR
3)
Menyediakan sarana dan prasarana
dalam memenuhi kebutuhan pasien TB MDR terhadap obat-obatan dalam proses
penyembuhannya terutamanya wilayah DACILGALTAS agar penyaluran obat-obatan TB
lebih merata
4)
Untuk mengurangi penyebaran
bakteri TB pasien MDR harus di isolasi dalam satu tempat dan di kontrol tingkat
kepatuhannya dalam meminum obat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar