Senin, 17 Agustus 2015

Konsep sumber daya manusia dalam islam dan urgensi pelatihan serta pengembangan SDM



Islam sebagai agama Allah yang sempurna, memberikan petunjuk kepada manusia tentang bidang usaha yang halal, cara berusaha, dan bagaimana manusia harus mengatur hubungan dengan sesama mereka supaya memberikan manfaat yang baik bagi kepentingan bersama dan dapat menjalin interaksi dengan orang lain dan  menciptakan kesejahteraan serta kemakmuran hidup bagi segenap manusia.
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah swt yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan allah swt yang lainnya, sehingga karakteristik dan juga potensi manusia sering dibicarakan dalam al-Quran. Ayat-ayat al-Quran yang menerangkan tentang diciptakannya manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, diberi seperangkat alat potensial yang berupa pendengaran, penglihatan, akal, dan hati.
Kemampuan kejiwaan merupakan sumber daya insani (sumber daya manusia) yang dimiliki oleh manusia. Dengan seperangkat organ tubuh yang diberikan oleh Allah swt kepada manusia, manusia mempunyai daya atau potensi (kekuatan) yang apabila dikembangkan akan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, dan akan menjadikan manusia yang sadar akan tanggung jawabnya baik tanggung jawabnya sebagai hamba Allah swt dan sebagai khalifah Allah swt.
Manusia mempunyai sumber daya yang meliputi daya tubuh, daya hidup, dan daya akal. Apabila keempat daya tersebut dikembangkan, maka akan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dalam artian beriman, bertaqwa, berbudi pekerti luhur dan mampu menjalankan tugasnya sebagai hamba Allah swt dan sebagai khalifah Allah swt.
Dalam hadits Rasulullah, Beliau bersabda : sesungguhnya bekerja mencari rezki yang halal itu merupakan kewajiban setelah ibadah fardhu (HR. Tabrani dan Baihaqi).
Dalam islam digunakan istilah kerja keras, kemandirian (biyadilu) dan tidak cengeng. Setidaknya terdapat beberapa ayat al-Quran maupun hadists yang dapat menjadi rujukan pesan tentang semangat kerja keras dan kemandirian ini, seperti: Amal yang paling baik adalah pekerjaan yang dilakukan dengan cucuran keringatnya sendiri (HR. Abu Dawud).
Islam memandang bahwa bekerja merupakan suatu kewajiban bagi setiap insane. Karena dengan bekerja seseorang akan memperoleh penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan juga keluarganya serta dapat memberikan maslahat bagi masyarakat disekitarnya.
Islam Juga mengajarkan bahwa pekerjaan harus dilaksanakan oleh orang yang mengetahuinya dengan ilmu atau dengan ilmu atau dengan kata lain pekerjaan harus dikerjakan oleh orang yang ahli dibidangnya. Hal ini ditegaskan dalam Al-Quran dalam Firmannya :
“…dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya. (QS: Al-Israa’[17] : 36)
Allah mengingatkan manusia agar mencegah keburukan dengan tidak berucap apa yang tidak diketahui, jangan mengaku tahu apa yang engkau tidak ketahui, jangan mengaku tahu apa yang engkau tidak ketahui, termasuk dalam hal ini mengaku punya pengetahuan atau kompetensi di suatu bidang padahal dia tidak memilikinya. Ayat ini menuntun manusia jika bekerja menggunakan pendengaran, penglihatan dan hati sebagai alat-alat untuk meraih pengetahuan.
Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia, pelatihan termasuk bagian dari pengembangan karyawan (development of personnel) sebagai satu unsure untuk memenuhi memenuhi syarat dasar kemampuan kerja (ability to work) untuk mencapai prestasi kerja. Hal tersebut ditujukan pada sasaran akhir yaitu pendayagunaan SDM secara optimal dengan tepat orang, tepat jabatan dan tepat waktu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar