Sungguh ada
beberapa orang yang menganggap moment-moment tertentu dapat dilupakan begitu
saja dengan mudahnya, tapi ada juga beberapa dari mereka yang menghargai
beberapa moment, dan bagiku setiap moment adalah berharga Seperti moment yang
akan saya ceritakan yakni moment PBL 1.
PBL 1 atau
pengalaman belajar ke-1 merupakan
kegiatan pembelajaran praktek lapangan yang wajib buat jurusan kesehatan
masyarakat di UIN Alauddin Makassar. PBL 1 dimulai saat mahasiswa mulai
memasuki tahap semester 4. Pada PBL 1
ini, kami belajar bagaimana mengenal karakteristik penduduk, aset apa saja yang
dimiliki, letaknya, dan beberapa hal lainnya yang bisa kami jadikan data untuk
digunakan merancang program di PBL 2. (story PBL 2 next season yahh J). Di PBL 1 kami bahkan
menggunakan GPS untuk memetakan wilayah yang akan kami ambil datanya, kami akan
mengunjungi semua rumah penduduk yang masuk dalam wilayah praktek kami dan
mewawancarai mereka satu persatu dengan menggunakan kuesioner yang sudah
disiapkan oleh pihak penyelenggara PBL di kampus.
Pada PBL 1
mahasiswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok terdapat 9-10
orang dan kelompok ini tetap sama sampai PBL 3.
(begini
nih suasana kampus, saat mahasiswa kesmas pada ngumpul buat pergi PBL 1)
Untuk
bepergian ke lokasi PBL kami menggunakan bus yang sudah disediakan oleh kampus.
kami berangkat beserta panitia pelaksana PBL dan juga dosen yang akan
membimbing kami. Perjalanan begitu
menyenangkan, beberapa dari kami menjadi begitu antusias. Like.. “wuahh, PBL 1.
Turun lapangan. Gimana yah rasanya?”. Rasanya menggebu-gebu buat nyampe di
lokasi.
Setiba dilapangan
kami disambut oleh kepala kantor camat Tompobulu dan para karyawan kantor camat,
(kegiatan
sambutan, liat deh, mereka kelihatan lelah karena perjalanan heheheh)
(pak camat
(baju batik putih) dan dosen kami dan pak polisi tentunya)
Setelah sambutan,
tiap tim/kelompok/posko akan diantarkan ke desa yang akan menjadi wilayah
praktek mereka.
(bawa koper,
berasa mau travel kemana gitu.. XD)
(ini foto saat
kita lagi ada di rumah pak dusun bulu-bulu tempat posko 8, pak dusun yang pake peci putih, kelihatan
gak?)
Liat deh
fotonya, baru datang aja kita sudah disuguhi banyak kue. XD. Dalam foto ini
kami lagi bareng sama posko 8, karena sesuatu dan lain hal akhirnya kita jadi
tinggal bareng. posko 7 dan posko 8 bersatu. Heheheh
Meskipun kita
tinggal di tempat yang sama tapi kami memiliki praktek desa yang berbeda, tapi
posko atau tim yang beda bukan berarti kami nggak kompak kami tetap kompak kok,
kompak dalam hal makan dan masak memasak. Hehehe. Terkadang kles bisa saja ada
tapi kami bisa menghadapi itu dengan cara yang bijak.
(ketua posko
7, masak apa ki’ yek. Serius begitu)
(terkadang
telur goreng pun harus di bagi rata agar semua kebagian XD)
(so sweet kan.
Ini best moment antara posko 7 dan posko 8)
Selain bisa
tinggal bareng, Hal yang paling menyenangkan dari kegiatan ini adalah kamu
bebas mengeskplorasi hal-hal baru yang kamu temukan dilapangan misalnya kayak
kami, yups kami si posko 7. Eng ing eng...
(ini orangnya kurang 1 soalnya
jadi fotografer, trus yang satunya sengaja nggak di ekspos pictnya. heheh XD)
Klo yang
lengkap foto bareng itu yang ini, ini foto pas kita lagi bareng pakde (pak
desa) dan bukde (buk desa).
Nah,
ceritanya kita ini lagi PBL 1 di Bantaeng, Sulawesi Selatan tepatnya di Desa
bonto-bontoa dan desa Taricco. Pakde dan bukde ini baik nya nggak ketulungan
banget sama kita-kita, bukan Cuma pakde sama bukdenya aja yang baik, warganya
juga pada ramah, tak jarang biasanya kami dipanggil oleh warga buat ke rumah
mereka trus di kasi makan gratis, bikin acara sama-sama, makan duren yang
langsung dari kebun atau makan rambutan gratis. Kurang baik apalagi coba.
Di PBL 1 ini,
mula-mula kami melakukan kunjungan di kantor desa tempat kita melakukan praktek
lapangan istilahnya dalam bahasa makassar itu “mappatabe” atau “permisi sama
pihak setempat”. Pada bagian ini, kita minta izin sama kepala desa dan warga
setempat buat melakukan pendataan dan membicarakan apa-apa saja yang akan kami
lakukan saat di lapangan nanti.
Dan setelah dapat izin, kita
mulai petualangannya... heheh.. keliling desa, trus jalan kaki.
(jalan kaki keliling desa :D,
jangan lupa foto dulu coy)
Pada saat
keliling desa, kami sekalian
mengobservasi kegiatan masyarakat, menyapa warga desa, dan mengobservasi aset apa yang ada di masyarakat
yang bisa kami berdayakan. Huft, ternyata keliling desa itu capek, karena tak
kuat jalan kaki untuk pulang ke posko yang jauhnya juga ketulungan, jadinya
malah naik pete2 (angkot) gratis. Bapak tukang angkotnya baik yah. :D
(segembira inilah mereka karena
tak harus jalan kaki buat balik ke posko)
Setelah
itu kami tiba di posko menjelang sore
hari, kami pun rehat sejenak karena malam harinya kami harus musyawarah dan
membentuk tim lagi untuk wawancara ke warga sekitar. Tim ini dibentuk untuk
mempercepat pengumpulan data karena kami hanya dua minggu di desa ini. Jadi kami buat 2 tim. Kemudian kami
membicarakan POA (planning of action) dan membuat gant chart kegiatan, membuat
bagan tim 7 beserta nama anggota. Ahhh, pokoknya sibuk deh.
(kertas bertebaran dimana-mana,
tempel gant Chartnya dengan rapi ya Mit, J
eh. Itu ketua posko guntingnya yang bener, jangan sampe salah gunting XD)
Agenda
ataupun rutinitas kita selama 10 hari ke depan sama aja, gitu aja berulang,
bangun pagi, siapin sarapan, siap-siap, trus melakukan pendataan ke warga,
pulang, masak lagi, istirahat sebentar dan kita kerja lagi, musyawarah lagi
trus menginput semua kuesioner hasil wawancara hari itu. Semua anggota tim
wajib kerja untuk menginput masing-masing data hasil wawancara dan terakhir
data yang dikumpulkan akan digabung dalam satu kompi (komputer) dan di analisis
menggunakan SPSS. Nah, untuk pemetaan wilayah dan Aset kami menggunakan aplikasi
Quantum GIS, data dari GPS kita olah semuanya di GIS. Keren kan?? :D
Ini
dia nih hasilnya. Good job buat tim 7.
Nah, selain kegiatan pengumpulan
data kami juga melakukan FGD, kami membuat kelompok diskusi diantara
tokoh-tokoh masyarakat dan warga sekitar untuk mengetahui apa saja yang kira-kira
menjadi faktor pendukung dan penghambat untuk program kami kedepannya dan
aset-aset apa saja yang dapat kami manfaatkan untuk kegiatan PBL 2 agar program
yang akan kami buat sesuai dan dapat di dukung masyarakat. selain itu, dengan
FGD ini juga, kami dapat mengidentifikasi orang-orang yang dapat kami
berdayakan untuk program kami.
Nah itulah hal-hal yang kami
lakukan selama di lapangan, sebenarnya masih banyak kegiatan lagi namun hanya
story ringkas yang dapat saya ceritakan.. bagaimana??
Eittss,
lupa. Sebenarnya ada juga moment dimana kami bersenang-senang yakni saat semua
kegiatan di POA telah kami laksanakan. Kami semua juga melakukan hal-hal yang
menyenangkan seperti main kartu bersama, nonton bareng, masak bareng, dan
berpetualang ala-ala bolang ke tempat air terjun, pokoknya manfaatin momen
sepuas-puasnya sebelum balik ke kampus buat persentasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar