BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
GAKI merupakan masalah nasional yang perlu
memperoleh perhatian besar, hal ini karena begitu luasnya daerah defisiensi
iodium di Indonesia dan akibat-akibat yang ditimbulkan oleh GAKI itu sendiri.
Luasnya daerah endemik di Indonesia meliputi dari ujung barat sampai ujung
timur Indonesia. Jumlah penduduk yang rawan GAKI diperkirakan tidak kurangn
dari 30 juta jiwa, dengan 10 juta jiwa diantaranya menderita gondok, 750.000 -
900.000 menderita kretin.
Menurut Djokomoeljanto (1996) kretin adalah
seseorang yang lahir di suatu daerah dengan defisiensi iodium berat dengan
menunjukkan 2 atau lebih kombinasi gejala ireversibel yaitu retardasi mental,
kelainan neuromotorik (gangguan bicara, cara berjalan yang khas, reflek
patologis dan reflek fisiologis meninggi, mata juling, gangguan akibat
kerusakan batang otak serta late walker) dan gangguan pendengaran.
Penderita kretin secara klinik ada dua kategori, yaitu kretin nervosa, dan kretin miksedematosa. Manifestasi klinik dari kretin
yang utama adalah adanya retardasi mental, namun di antara mereka ada pula
gejala-gejala yang lain. Pada kretin dengan sindroma neurologik yang predominan
(kretin nervosa) gejalanya retardasi mental disertai dengan gangguan-gangguan
pendengaran dan bicara, juling, dan gangguan sikap berdiri serta gaya berjalan
yang khas dengan derajat yang bervariasi. Sedang pada kretin miksedematosa
retardasi mental muncul bersama-sama dengan gangguan pertumbuhan dan gambaran
hipotiroidi klinik. Walaupun pada beberapa wilayah salah satu tipe mungkin
predominan, namun pada wilayah yang lain dimungkinkan adanya tipe campuran, yaitu
kombinasi dari 2 sindroma. Yang penting untuk
digaris bawahi adalah bahwa kelainan yang terdapat pada kretin endemik di atas
bersifat ireversibel.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang,
rumusan masalah dari makalah ini, yaitu:
1.
Apa pengertian kretinisme?
2.
Apa sajakah jenis-jenis kretinisme?
3.
Bagaimanakah etiologi kretinisme?
4.
Bagaimanakah manifestasi klinik kretinisme?
5.
Bagaimanakah penatalaksanaan kretinisme?
6.
Apakah komplikasi kretinisme?
7.
Apakah prognosis kretinisme?
8.
Bagaimanakah pemeriksaan diagnosis kretinisme?
C.
Tujuan
1. Untuk
Mengetahui pengertian kretinisme
2. Untuk
Mengetahui jenis-jenis kretinisme
3. Untuk
Mengetahui etiologi kretinisme
4. Untuk
Mengetahui manifestasi klinik kretinisme
5. Untuk
Mengetahui penatalaksanaan kretinisme
6. Untuk
Mengetahui komplikasi kretinisme
7. Untuk
Mengetahui prognosis kretinisme
8. Untuk
Mengetahui pemeriksaan diagnosis kretinisme
D.
Manfaat
1.
Mahasiswa dapat Mengetahui
pengertian kretinisme
2.
Mahasiswa dapat Mengetahui jenis-jenis kretinisme
3.
Mahasiswa dapat Mengetahui
etiologi kretinisme
4.
Mahasiswa dapat Mengetahui
manifestasi klinik
kretinisme
5.
Mahasiswa dapat Mengetahui penatalaksanaan kretinisme
6.
Mahasiswa dapat Mengetahui
komplikasi kretinisme
7.
Mahasiswa dapat Mengetahui prognosis kretinisme
8.
Mahasiswa dapat Mengetahui pemeriksaan diagnosis
kretinisme
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian kretinisme
Syndrom kretin adalah suatu syndrom yang disebabkan
oleh karena kekurangan Iodine dan
thyroid hormon yang terjadi pada permulaan kehamilan atau kekurangan Iodine dan
thyroid hormon pada umur yang sangat muda. Syndrom kretin ini mempunyai
gejala-gejalayang sangat kompleks dan bennacam-macam manifestasinya. Kita
sering mendengar istilah-istilah serta pembagian-pembagian yang digunakan pada
penderita kretin, diantaranya kretin endemik dan kretin sporadik. Dua macam
kretin tersebut sepintas lalu sama; yaitu sama-sama menderita kretin, tetapi
dari keduanya sangat banyak perbedaan-perbedaan symtomatologinya.
Menurut
Djokomoeljanto (1996) kretin adalah seseorang yang lahir di suatu daerah dengan
defisiensi iodium berat dengan menunjukkan 2 atau lebih kombinasi gejala ireversibel
yaitu retardasi mental, kelainan neuromotorik (gangguan bicara, cara berjalan
yang khas, reflek patologis dan reflek fisiologis meninggi, mata juling,
gangguan akibat kerusakan batang otak serta late walker) dan gangguan
pendengaran.
Kretinisme adalah suatu kelainan
hormonal pada anak-anak yang terjadi akibat kurangnya hormon tiroid . Penderita
kelainan ini mengalami kelambatan dalam perkembangan fisik maupun mental.
Kretinisme adalah perawakan pendek
pada anak-anak akibat kurangnya hormon tiroid dalam tubuh.
Kretinisme juga merupakan gejala
kekurangan iodium di intrauterin pada masa awal setelah bayi di lahirkan.
Biasanya terjadi pada daerah gondok endemic. Pertumbuhan bayi tersebut sangat
terhambat, wajahnya kasar dan membengkak, perut kembung dan membesar. Kulitnya
menjadi tebal dan kering dan seringkali mengeriput, lidahya membesar dan
bibirnya tebal dan selalu terbuka.
Pada Negara seperti Zaire,
kretinisme terjadi akibat konsumsi ubi kayu yang tinggi. Bahkan uji kontrol di
papua nugini membuktikan bahwa kretinisme dapat dicegah dengan pemberian minyak
beryodium sebelum hamil.
B.
Jenis-jenis kretinisme
1.
Kretin sporadic
Kretin sporadik atau dikenal juga
sebagai hipotiroid kongenital berbeda dengan kretin endemik. Etiologi kretin
sporadik bukan karena defisiensi yodium tetapi kelenjar tiroid janin yang gagal
dlam memproduksi hormon tiroid secara cukup karena berbagai macam sebab.
Kretin Sporadik Ialah terdapatnya
penderita-penderita kretin pada daerah yang bukan endemik goiter (daerah gondok
endemik). Jadi pada penderita kretin sporadik tidak pernah terjadi kekurangan
Iodine sejak mulai hidupnya, tetapi terjadi gangguan faal dari glandula
thyroid.
Menurut Krupp-chatton (1973)
dikatakan bahwa penderita kretin sporadik akan terdapat glandula thyroid yang
mengalami rudimenter. Jadi pada penderita kretin sporadic ini yang sangat jelas
dan menonjol adalah gejala-gejala hypothyroidisme.
2.
Kretin endemic
Menurut Djokomoeljanto (1974) terjadinya kretin
endemik disebabkan oleh karena kekurangan lodine selama kehamilan dan saat-saat
berikutnya, tetapi tak selalu menyebabkan hypothyroidisme post—natal. Umumnya
terdapat di daerah gondok endemik.
ini berarti bahwa selama dalam kandungan anak telah
mengalami cidera dan setelah lahir anak tersebut dapat saja mempunyai hormon
thyroid yang cukup untuk pertumbuhan selanjutnya. Cidera di dalam kandungan ini
dapat menyebabkan gangguan neurologik yang lebih luas misalnya : paresis, mata
juling, gangguan waktu berjalan dan sebagainya.
Kretin endemik adalah istilah gabungan untuk beberapa
perkembangan yang abnormal, yang secara geografik kebetulan bersamaan dengan
adanya gondok endemik dan disebabkan oleh laesi yang didapat sebelum atau
segera sesudah kelahiran. Lebih tepat didefinisikan sebagai ekses dari
kelainan- kelainan yang ditemukan pada populasi gondok yang tidak mendapat
pencegahan yang cukup terhadap gondok. (Symposium Penyakit Kelenjar Gondok
1975). Syndrom kretin endemik dapat dikenal dari dua komponen utama.
a.
Type
nervosa. Terdapat kerusakan pada
susunan saraf pusat yang terdiri dari :
Retardasi mental, Gangguan pendengaran type perseptiv (tuli saraf),
Kerusakan batang otak, dan Retardasi neuromotorik.
b.
Type myxoedema. Pada
type ini yang paling menyolok adalah tanda-tanda hypothyroid, yang berupa:
Gangguan pertumbuhan, Myxoedematosa, Rambut kering dan kasar, Tonus otot yang
lembek, Penimbunan lemak di pangkal leher, sehingga leher kelihatan, lebih
pendek, Perut buncit dan sering terdapat Hernia Umbilicalis
Untuk membedakan kedua type tersebut diatas sangatlah sukar sekali,
karena kita harus mengadakan pemeriksaan khusus serta pemeriksaan laboratorium
khusus.
Menurut (Djokomoeljanto, 1974) dikatakan bahwa dalam penyelidikan-penyelidikan
jarang diketemukan type tersebut yang berdiri sendiri, tetapi biasanya
diketemukan dalam bentuk campuran
Kretin endemik yang disebabkan
kekurangan yodium menyangkut 3 hal yaitu epidimologis, klinis dan
pencegahannya. Secara epidimologis kretin endemik selalu berhubungan dengan
defisiensi yodium yang berat, dan secara klinis gejalanya disertai dengan
defisiensi mental. Defisiensi mental meliputi gejala neurologis yang terdiri
atas gangguan pendengaran dan bicara, gangguan berjalan dan sikap berdiri yang
klinis; gejala yang menyolok lain adalah gangguan pertumbuhan (cebol) dan
hipotiroidisme. Dari sisi pencegahan, kretin endemic dapat dicegah dengan
menggunakan yodium, dan jika hal ini dilakukan dengan adekuat maka terjadinya
kretin endemik ini dapat dicegah.
C.
Etiologi
1.
Kekurangan yodium
2.
Kekurangan hormon tiroid
3.
Pemakaian obat-obatan anti tiroid oleh ibu hamil (maternal)
4.
Tiroiditis hashimoto
5.
Sindroma-sindroma dengan salah satu gejala perawakan pendek
misalnya sindroma truner
6.
Penyakit-penyakit kronis yang menyebabkan malnutrisi dalam
perkembangan penyakitnya.
Pada Penderita kretin sporadik tidak
pernah terjadi kekurangan yodium sejak mulai hidupnya, tetapi terjadi gangguan
faal dari glandula thyroid.
Etiologi kretin sopradik bukan
karena defisiensi yodium, tetapi kelenjar tiroid janin yang gagal dalam
memproduksi hormon tiroid secara adekuat karena berbagai macam penyebab.
Problem medik ini dikenal dengan istilah congenital hypothyroidism. Hormon
tiroid ibu selama kehamilan cukup termasuk yang ditransfer ke fetus melalui
plasenta. Pada kretin sopradik hormon tiroid ibu (T4) mampu melindungi otak
janin pada awal kehidupan sedangkam pada kretin endemik tidak karena adanya
hipotioridi maternal. Inilah yang menjelaskan mengapa pemberian T4 pada
neonatus pada kasus-kasus kretin endemik dapat mencegah kerusakan otak dengan
hasil yang cukup baik.
D.
Manifestasi klinik
Secara umum, gejala dari kretinisme sebagai berikut:
1.
Gangguan perkembangan fisik (cebol)Bibir tebal
2.
Lidah tebal
3.
Bicara terbata-bata
4.
Jarak antara kedua mata lebih besar
5.
Kulit kasar dan kering
6.
Warna kulit agak kekuningan dan pucat
7.
Kepala besar
8.
Muka bulat (moon face)
9.
Pertumbuhan tulang terlambat
10. Hidung besar dan pesek
11. Tumbuh gigi terlambat
Pengaruh utama defisiensi iodium pada
janin adalah kretinisme endemis yang sangat berkaitang dengan bentuk sporadic.
Bentuk kretinisme yang endemic akan timbul manakala lebih dari 10% penduduk
mengasup yodium <25 μg/hari.
Gejala khas kretinisme terbagi
menjadi 2 jenis yakni jenis syaraf (type
nervosa) dan jenis miksedema (Type
myxoedema). Jenis yang pertama menampilkan tanda dan gejala seperti kemunduran
mental, bisu-tuli, diplegia spastic. Jenis terakhir memperlihatkan tanda khas
hipotirodisme, serta dwarfisme.
Gejala-gejala awal kretinisme tidak
mudah dikenali sampai usia 3-4 bulan setelah lahir. Bila gejala dapat diketahui
dalam keadaan dini dan diberi pengobatan yang baik, maka keadaan dapat menjadi
normal
Pada Kretin endemik merupakan gangguan akibat kekurangan yodium yang ditandai dengan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan mental serta gangguan motorik yang tidak dapat
disembuhkan.
Kretin sudah timbul sejak lahir,
atau menjadi nyata dalam beberapa bulan pertama dari kehidupan. Manifestasi
dini dari kretin antara lain ikterus fisiologik yang menetap, tangisan parau,
konstipasi, somnolesia, kesulitan makan dan kesulitan untuk mencapai
perkembangan normal. Anak yang menderita kretin mempunyai ciri-ciri fisik :
tubuh pendek, profil kasar, lidah menjulur keluar, hidung yang lebar dan rata,
mata yang jaraknya jauh, rambut jarang, kulit kering, dan perut menonjol (perut
buncit).
E.
Penatalaksanaan
1.
Pencegahan
a.
Pemberian makanan yang adekuat dengan cukup kalori dan
protein
b.
Mengkonsumsi makanan yang diberi garam beryodium atau
pemberian suplemen yodium untuk merangsang produksi hormon atau
pemberian minyak beryodium.
c.
Mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral
2.
Pemberian obat khusus
Kelainan ini dapat diobati dengan
pemberian hormon tiroid. Hormon tiroid diberikan secara terus menerus. Bila
kelainan muncul sebelum usia dua tahun, pengobatan ini tidak dapat memperbaiki
keterbelakangan mental yang ditimbulkan.
F.
Komplikasi
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang
ditandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk
hipotermia tanpa menggigil, hipotensi, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran
hinggan koma. Dalam keadaan darurat misalnya pada koma miskedema maka hormon tiroid
diberikan secara intravena
G.
Prognosis
Makin muda dimulai dalam pemberian
hormon tiroid, maka makin baik prognosisnya. Kalau terapi dimulai sesudah umur
1 tahun, biasanya tidak akan tercapai IQ yang normal. Pertumbuhan badan dapat
tumbuh dengan baik.
H.
Pemeriksaan diagnostic
1. Laboratorium
Pemeriksaan darah yang mengukur
kadar hormon tiroid (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan dapat mendiagnosis kondisi
dan lokasi masalah kelenjar tiroid. Pemeriksaan untuk mengetahui fungsi tiroid
biasanya menunjukkan kadar T4 rendah dan TSH tinggim
2. USG atau CT Scan Tiroid
menunjukkan ada tidaknya goiter
3. X – foto tengkorak
Menunjukkan kerusakan hipotalamus
atau hipofisis anterior
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kretinisme yaitu perawakan pendek
akibat kurangnya hormon tiroid dalam tubuh. Hormon tiroid diproduksi oleh
kelenjar tiroid (gondok) terutama sel folikel tiroid. Penyebab paling sering
dari kekurangan hormon tiroid adalah akibat kurangnya bahan baku pembuat. Bahan
baku terpenting untuk produksi hormon tiroid adalah yodium yang biasanya
terdapat pada garam yang beryodium. Kretinisme dapat terjadi bila kekurangan
berat unsur yodium terjadi selama masa kehamilan hingga tiga tahun pertama
kehidupan bayi. Hormon tiroid bekerja sebagai penentu utama laju metabolik
tubuh keseluruhan, pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta fungsi saraf.
Sebenarnya gangguan pertumbuhan timbul karena kadar tiroid yang rendah
mempengaruhi produksi hormon pertumbuhan, hanya saja ditambah gangguan lain
terutama pada susunan saraf pusat dan saraf perifer. Bila kurangnya hormon
tiroid terjadi sejak janin, maka gejalanya adalah defisiensi mental (IQ rendah)
disertai salah satu gejala atau keduanya yaitu: Gangguan pendengaran (kedua telinga
dan nada tinggi) dan gangguan wicara, gangguan cara berjalan (seperti orang
kelimpungan) ,mata juling, cara berjalan yang khas, kurangnya massa tulang,
terlambatnya perkembangan masa pubertas dan lain-lain
B.
Saran
Diharapkan setelah membaca makalah
ini, pembaca dapat mengetahui tentang apa itu kretinisme, bagaimana menghindari kretinisme, gejala yang di timbulkan akibat kretinisme, serta diharapkan agar
perpustakaan UIN Alauddin Makassar untuk menyediakan lagi lebih banyak
referensi untuk digunakan sebagai sumber referensi dalam penyempurnaan makalah
menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita.2005. Prinsip Dasar Ilmu
Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Irianto,
kus dan kusno waluyo, 2004. Gizi dan pola
hidup sehat. Bandung: Yrama Widya
Winarno.
2004. Kimia dan pangan Gizi. Jakarta:
Gramedia Pustaka
Arisman.
2009. Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta:EGC
DepKes RI, 1998 GAKY dan Garam
Beryodium, JAKARTA,
DepKes RI, 1998 , Buku Pedoman
Pelaksanaan Pemantauan Garam Beryodium
di Tk.
Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Masyarakat
DepKes RI, 1999 , Buku Pedoman
Penyuluhan Penanggulangan GAKY,
Pusat Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat;
DepKes RI, 2000 Buku Pedoman
Distribusi Kapsul Minyak Beryodium,
Depkes RI. 2013.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar