BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Infeksi saluran
kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan saluran kemih, termasuk
ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu mikroorganisme. Untuk menyatakan
adanya infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri di dalam urin. Suatu
infeksi dapat dikatakan jika terdapat 100.000 atau lebih bakteri/ml urin, namun
jika hanya terdapat 10.000 atau kurang bakteri/ml urin, hal itu menunjukkan
bahwa adanya kontaminasi bakteri. Bakteriuria bermakna yang disertai gejala pada
saluran kemih disebut bakteriuria bergejala. Sedangkan yang tanpa gejala
disebut bakteriuria tanpa gejala. Infeksi saluran kemih tanpa bakteriuria dapat
muncul pada keadaan:
a.
Fokus infeksi tidak dilewati urin, misalnya pada
lesi dini pielonefritis karena infeksi hematogen.
b.
Bendungan
total pada bagian saluran yang menderita infeksi.
c.
Bakteriuria
disamarkan karena pemberian anibiotika.
Infeksi
saluran kemih sering terjdi pada wanita. Salah satu penyebabnya adalah uretra
wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah melewati jalur
ke kandung kemih. Faktor lain yang berperan adalah kecenderungan untuk menahan
urin serta iritasi kulit lubang uretra sewaktu berhubungan kelamin. Uretra yang
pendek meningkatkan kemungkinan mikroorganisme yang menempel dilubang uretra
sewaktu berhubungan kelamin memiliki akses ke kandung kemih. Wanita hamil
mengalami relaksasi semua otot polos yang dipengaruhi oleh progesterone,
termasuk kandung kemih dan ureter, sehingga mereka cenderung menahan urin
dibagian tersebut. Uterus pada kehamilan dapat pula menghambat aliran urin pada
keadaan-keadaan tertentu.
Faktor
protektif yang melawan infeksi saluran kemih pada wanita adalah pembentukan
selaput mukus yang dependen estrogen di kandung kemih. Mukus ini mempunyai fungsi
sebagai antimikroba. Pada menopause, kadar estrogen menurun dan sistem
perlindungan ini lenyap sehingga pada wanita yang sudah mengalami menopause
rentan terkena infeksi saluran kemih. Proteksi terhadap infeksi saluran kemih
pada wanita dan pria, terbentuk oleh sifat alami urin yang asam dan berfungsi
sebagai antibakteri.
Infeksi
saluran kemih pada pria jarang terjadi, pada pria dengan usia yang sudah
lanjut, penyebab yang paling sering adalah prostatitis atau hyperplasia
prostat. Prostat adalah sebuah kelenjar seukuran kenari yang terletak tepat di
bawah saluran keluar kandug kemih. Hiperplasia prostat dapat menyebabkan
obstruksi aliran yang merupakan
predisposisi untuk timbulnya infeksi dalam keadaan normal, sekresi prostat
memiliki efek protektif antibakteri.
Pengidap
diabetes juga berisiko mengalami infeksi saluran kemih berulang karena
tingginya kadar glukosa dalam urin, fungsi imun yamg menurun, dan peningkatan
frekuensi kandung kemih neurogenik. Individu yang mengalami cedera korda
spinalis atau menggunakan kateter urin untuk berkemih juga mengalami
peningkatan risiko infeksi.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dari
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah yang dimaksud dengan infeksi saluran
kemih?
2.
Bagaimana epidemiologi, etiologi, cara penularan,
manifestasi klinik, diagnostik klinis, dan preventif dari infeksi saluran
kemih?
C.
Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dan
jenis-jenis infeksi saluran kemih?
2. Untuk Mengetahui epidemiologi, etiologi,
cara penularan, manifestasi klinik, diagnostik klinis, dan preventif dari
infeksi saluran kemih?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Jenis – jenis Infeksi
Infeksi
saluran kemih dapat dibagi menjadi Cystitis dan Pielonefritis. Cystitis
adalah infeksi kandung kemih, yang merupakan tempat tersering terjadinya
infeksi. Pielonefritis adalah infeksi pada ginjal itu sendiri. Pielonefritis
dapat bersifat akut atau kronik. Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat
infeksi kandung kemih asendens. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui
infeksi hematogen.
Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi
berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi
lain, atau refluks vesikoureter. Pada pielonefritis kronik, terjadi pembentukan
jaringan parut dan obstruksi tubulus yang luas. Kemampuan ginjal untuk
memekatkan urin menurun karena rusaknya tubulus-tubulus. Glomerulus biasanya
tidak terkena, hal ini dapat menimbulkan gagal ginjal kronik.
Cystitis adalah
inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh infeksi asenden dari
uretra. Penyebab lainnya mungkin aliran balik urine dari uretra kedalam kandung
kemih. Kontaminasi fekal atau penggunaan kateter atau sistoskop.
Beberapa penyelidikan menunjukkan 20% dari wanita-wanita dewasa tanpa
mempedulikan umur setiap tahun mengalami disuria dan insidennya meningkat
sesuai pertumbuhan usia dan aktifitas seksual, meningkatnya frekwensi infeksi
saluran perkemihan pada wanita terutama yang gagal berkemih setelah melakukan
hubungan seksual dan diperkirakan pula karena uretra wanita lebih pendek dan
tidak mempunyai substansi anti mikroba seperti yang ditemukan pada cairan
seminal.
Infeksi ini berkaitan juga dengan penggunaan kontrasepsi
spermasida-diafragma karena kontrsepsi ini dapat menyebabkan obstruksi uretra
parsial dan mencegah pengosongan sempurna kandung kemih. Cistitis pada pria
merupakan kondisi sekunder akibat bebarapa faktor misalnya prostat yang
terinfeksi, epididimitis, atau batu pada kandung kemih.
Cystitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu;
1. Cystitis primer,merupakan
radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat terjadi karena penyakit
lainseperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi prostat dan
striktura uretra.
2. Cystitis sekunder,
merukan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari penyakit primer misalnya
uretritis dan prostatitis
B.
Epidemiologi
Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada 5% anak perempuan dan 1-2%
anak laki-laki. Kejadian infeksi saluran kemih pada bayi baru lahir dengan
berat lahir rendah mencapai 10-100 kali lebih besar disbanding bayi dengan
berat lahir normal (0,1-1%). Sebelum usia 1 tahun, infeksi saluran kemih
lebih banyak terjadi pada anak laki-laki. Sedangkan setelahnya, sebagian besar infeksi
saluran kemih terjadi pada anak perempuan. Misalnya pada anak usia pra sekolah
di mana infeksi saluran kemih pada perempuan mencapai 0,8%, sementara pada
laki-laki hanya 0,2% dan rasio ini terus meningkat sehingga di usia sekolah,
kejadian infeksi saluran kemih pada anak perempuan 30 kali lebih besar dibanding
pada anak laki-laki. Pada anak laki-laki yang disunat, risiko infeksi saluran
kemih menurun hingga menjadi 1/5-1/20 dari anak laki-laki yang tidak disunat. Pada
usia 2 bulan – 2 tahun, 5% anak dengan infeksi saluran kemih mengalami demam
tanpa sumber infeksi dari riwayat dan pemeriksaan fisik. Sebagian besar infeksi
saluran kemih dengan gejala tunggal demam ini terjadi pada anak perempuan. Faktor
resiko yang berpengaruh terhadap infeksi saluran kemih:
1.
Panjang urethra. Wanita mempunyai
urethra yang lebih pendek dibandingkan pria sehingga lebih mudah
2.
Faktor usia. Orang tua lebih mudah
terkena dibanndingkan dengan usia yang lebih muda.
3.
Wanita hamil lebih mudah terkena
oenyakit ini karena penaruh hormonal ketika kehamilan yang menyebabkan
perubahan pada fungsi ginjal dibandingkan sebelum kehamilan.
4.
Faktor hormonal seperti menopause.
Wanita pada masa menopause lebih rentan terkena karena selaput mukosa yang
tergantung pada esterogen yang dapat berfungsi sebagai pelindung.
5.
Gangguan pada anatomi dan
fisiologis urin. Sifat urin yang asam dapat menjadi antibakteri alami tetapi
apabila terjadi gangguan dapat menyebabkan menurunnya pertahanan terhadap
kontaminasi bakteri.
6.
Penderita diabetes, orang yang
menderita cedera korda spinalis, atau menggunakan kateter dapat mengalami
peningkatan resiko infeksi.
Sebagian besar infeksi saluran kemih tidak dihubungkan dengan faktor
risiko tertentu. Namun pada infeksi saluran kemih berulang, perlu dipikirkan
kemungkinan faktor risiko seperti :
1. Kelainan fungsi atau kelainan anatomi
saluran kemih
2. Gangguan pengosongan kandung kemih
(incomplete bladder emptying)
3. Konstipasi
4. Operasi saluran kemih atau instrumentasi
lainnya terhadap saluran kemih sehingga terdapat kemungkinan terjadinya
kontaminasi dari luar.
5. Kekebalan tubuh yang rendah
C.
Etiologi
Bakteri yang sering menyebabkan infeksi
saluran kemih adalah jenis bakteri aerob. Pada kondisi normal, saluran kemih
tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba lain, tetapi uretra bagian bawah
terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya makin berkurang
pada bagian yang mendekati kandung kemih. Infeksi saluran kemih sebagian
disebabkan oleh bakteri, namun tidak tertutup kemungkinan infeksi dapat terjadi
karena jamur dan virus. Infeksi oleh bakteri gram positif lebih jarang terjadi
jika dibandingkan dengan infeksi gram negatif.
Lemahnya pertahanan tubuh telah
menyebabkan bakteri dari vagina, perineum (daerah sekitar vagina), rektum
(dubur) atau dari pasangan (akibat hubungan seksual), masuk ke dalam saluran
kemih. Bakteri itu kemudian berkembang biak di saluran kemih sampai ke kandung
kemih, bahkan bisa sampai ke ginjal.
Bakteri infeksi saluran kemih dapat
disebabkan oleh bakteri-bakteri di bawah ini :
1.
Enterobacteriacea
Enterobacteriaceae adalah kuman yang hidup
diusus besar manusia dan hewan, tanah, air dan dapat pula ditemukan pada
komposisi material. Sebagian kuman enterik ini tidak menimbulkan penyakit pada
host (tuan rumah) bila kuman tetap berada di dalarn usus besar, tetapi pada
keadaan-keadaan dimana terjadi perubahan pada host atau bila ada kesempatan
memasuki bagian tubuh yang lain, banyak diantara kuman ini mampu menimbulkan
penyakit pada tiap jaringan tubuh manusia. Organisme-organisme di dalam famili
ini pada kenyataannya mempunyai peranan penting di dalam infeksi nosokomial
misalnya sebagai penyebab infeksi saluran kemih, infeksi pada luka, dan infeksi
lainnya.
a.
Morfologi
Kuman enterik adalah kuman berbentuk
batang pendek dengan ukuran 0,5 um x 3,0 um negatif gram tidak berspora, gerak
positif dengan flagel peritrik (Salmonella, Proteus, Escherichia) atau gerak
negatif (Shigella, Klebsiella), mempunyai kapsul/selubung yang jelas seperti
pada Klebsiella atau hanya berupa selubung tipis pada Escherichia atau tidak
berkapsul sama sekali. Sebagian besar spesies mempunyai fili atau fimbriae yang
berfungsi sebagai alat perlekatan dengan bakteri lain.
b.
Pembiakkan
Sifat biakan kuman enterik adalah koloni
kuman biasanya basah, halus, keabu-abuan, permukaannya licin, hemolisis yaitu
bila ada tipe beta dan pada perbenihan cair tumbuh secara difus.
Macam-macam perbenihan yang dipakai untuk
isolasi kuman enterik adalah :
1)
Diferensial
Agar Mc.Conkey, agar Eosin Methylene Blue, agar
Desoxycholate. Pada perbenihan ini hampir semua jenis kuman tumbuh.
2)
Selektif
Agar Salmonella-Shigella, agar Desoxycholate
citrat. Perbenihan ini khusus untuk mengisolasi kuman usus patogen.
c.
Ciri
pertumbuhan
Pada pola peragian karbohidrat dan
aktifitas dekarboksilase asam amino, serta enzim lain biasanya digunakan dalam
pembedaan biokimia. Beberapa tes misalnya pembentukan indol dari Triptofan,
biasanya digunakan untuk pengenalan cepat, sementara yang lain misalnya reaksi
Voges-Proskauer (Pembentukan asetil-metilkarbinol dari dekstrosa) biasanya
lebih jarang digunakan.
1)
Daya
tahan kuman
Kuman enterik tidak membentuk spora, mudah
dimatikan dengan desinfektan kosentrasi rendah. Zat-zat seperti fenol,
formaldehid, B-glutaraldehid, komponen halogen bersifat bakterisid.
Pemberian klor pada air dapat mencegah
penyebaran kuman enterik, khususnya kuman penyebab penyakit tifus, dan penyakit
usus lain. Kuman enterik toleran terhadap garam empedu dan zat warna
bakteriostatik, sehingga zat-zat ini dipakai dalam perbenihan untuk isolasi
primer. Toleran terhadap dingin, hidup berbulan-bulan di dalam es. Peka
terhadap kekeringan, menyukai suasana yang cukup lembab, mati pada
pasteurisasi.
2)
Struktur
antigen
Karakterisasi, antigen berperan penting di
dalarn epidemiologi dan klasifikasi, khususnya pada genus tertentu seperti pada
Salmonella -Shigella. Komponen utama sel bakteri adalah; antigen somatik (O),
antigen flagel (H), dan antigen kapsul (K).
3)
Kolisin
(bakteriosin)
Banyak organisme gram-negatif menghasilkan
bakteriosin. Zat-zat bakteriosidal ini dihasilkan oleh strain bakteri tertentu
yang aktif terhadap strain bakteri lain dari spesies yang sama atau spesies
yang serumpun. Pembentukannya dikendalikan oleh plasmid. Kolisin dihasilkan
oleh E.coli, mersasin oleh Serratia, dan piosin oleh Pseudomonas.
Strain yang menghasilkan bakteriosin resisten terhadap bakteriosinnya sendiri,
karena itu bakteriosin dapat digunakan untuk "menentukan tipe"
organisme.
4)
Toksin
dan enzim
Sebagian besar bakteri-gram negatif
memiliki lipopolisakarida kompleks pada dinding selnya. Zat ini suatu
endotoksin, mempunyai efek patofisiologis. Banyak kuman gram-negatif
menghasilkan eksotoksin yang penting dalam klinik.
5)
Contoh
Enterobacteria yang menyebabkan infeksi saluran kemih
a)
Escherichia coli
-
Morfologi
Kuman ini berbentuk batang pendek, gemuk,
berukuran 2,4 u x 0,4 sampai 0,7 u; gram-negatif, tak bersimpai, bergerak aktif
dan tidak berspora.
-
Patogenisitas
Eschericia coli adalah penyebab yang paling lazim dari infeksi
saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada
kira-kira 90% wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain sering
kencing, disuria, hematuria, dan puria. Nyeri pinggang berhubungan dengan
infeksi saluran kemih bagian atas. Tak satupun dari gejala atau tanda-tanda ini
bersifat khusus untuk bakteri E. coli. Infeksi saluran kemih dapat
mengakibatkan bakterimia dengan tanda-tanda khusus sepsis.
E.coli yang nefropatogenik secara khas menghasilkan
hemolisin. Kebanyakan infeksi disebabkan oleh E.coli dengan sejumlah kecil tipe
antigen O. Antigen K tampaknya penting dalam patogenesis infeksi saluran atas.
Pieloneftritis berhubungan dengan jenis philus khusus, philus P yang mengikat
zat golongan darah P.
Infeksi saluran kemih misalnya sistitis,
pielitis dan pielonefritis. Infeksi dapat terjadi akibat sumbatan saluran kemih
karena adanya pembesaran prostat dan kehamilan. E.coli yang biasa
menyebabkan infeksi saluran kemih ialah jenis 01, 2, 4, 6, dan 7. Jenis-jenis
pembawa antigen K dapat menyebabkan timbulnya piolonefritis.
b)
Klebsiella
Klebsiella pneumoniae kadang-kadang menyebabkan
infeksi saluran kemih dan bakteremia dengan lesi fokal pada pasien yang lemah.
Ditemukan pada selaput lendir saluran napas bagian atas, usus dan saluran kemih
dan alat kelamin. Tidak bergerak, bersimpai, tumbuh pada perbenihan biasa
dengan membuat koloni berlendir yang besar yang daya lekatnya berlainan.
c)
Enterobacter aerogenes
Organisme ini mempunyai simpai yang kecil,
dapat hidup bebas seperti dalam saluran usus, serta menyebabkan saluran kemih
dan sepsis. Infeksi saluran kemih terjadi melalui infeksi nosokomial.
d)
Proteus
Kuman ini adalah kuman patogen oportunis.
Dapat menyebabkan infeksi saluran kemih atau kelainan bemanah seperti abses,
infeksi luka, infeksi telinga atau saluran napas. Spesies proteus dapat
menyebabkan infeksi pada manusia hanya bila bakteri itu meninggalkan saluran
usus. Spesies ini ditemukan pada infeksi saluran kemih dan menyebabkan
bakterimia, pneumonia dan lesi fokal pada penderita yang lemah atau pada
penderita yang menerima infus intravena.
P.mirabilis menyebabkan infeksi saluran kemih dan
kadang-kadang infeksi lainnya. Karena itu, pada infeksi saluran kemih oleh Proteus
urine bersifat basa, sehingga memudahkan pembentukan batu dan praktis tidak
mungkin mengasamkannya. Pergerakan cepat oleh Proteus mungkin ikut
berperan dalam invasinya terhadap saluran kemih. Spesies Proteus
menghasilkan urease mengakibatkan hidrolisis urea yang cepat dengan pembebasan
amonia.
e)
Providencia
Spesies Providensia (Providencia
rettgeri, Providencia alcalifaciens dan Providencia stuartii)
adalah anggota flora usus normal. Semuanya menyebabkan infeksi saluran kemih
dan sering resisten terhadap pengobatan antimikroba.
f)
Citrobacter
Citrobacter dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan
sepsis.
2.
Pseudomonas aeroginosa
a.
Morfologi
Batang gram negatif, 0,5 -1,0 x 3,0 -4,0
um. Umumnya mempunyai flagel polar, tetapi kadang-kadang 2-3 flagel. Bila
tumbuh pada perbenihan tanpa sukrosa terdapat lapisan lendir polisakarida
ekstraseluler Struktur dinding gel sama dengan famili Enterobacteriaceae.
Strain yang diisolasi dari bahan klinik sering mempunyai phili untuk perlekatan
pada permukaan gel dan memegang peranan penting dalam resistensi terhadap
fagositosis.
b.
Ciri-ciri
pertumbuhan
P.aeroginosa tumbuh baik pada suhu 3-42°C. Tumbuh pada suhu
42°C membantu membedakan spesies ini dari spesies Pseudomonas lain.
Bakteri ini oksidase positif dan tidak meragi karbohidrat, tetapi banyak strain
yang mengoksidasi glukosa. Pengenalan biasanya berdasarkan morfologi koloni,
sifat oksidase positif, adanya daya pigmen yang khas dan pertumbuhannya pada
suhu 42°C untuk membedakan Pseudomonas aeruginosa dengan yang lain.
c.
Struktur
antigen dan toksin
Phili (fimbriae) menjulur dari permukaan
gel dan membantu pelekatan pada gel epitel inang. Simpai polisakarida membentuk
koloni mukoid yang terlihat pada biakan dari penderita penyakit fibrosis
kistik. P.aeruginosa dapat ditentukan tipenya berdasarkan imuno tipe
lipopolisakarida dan kepekaannya terhadap piosin (bakteriosin). Kebayakan
isolat P.aeruginosa dari infeksi klinis menghasilkan enzim ekstrasel,
termasuk elastase, protease dan dua hemolisin : suatu fosfolipase C yang tidak
tahan panas dan suatu glikolipid yang tahan panas.
Banyak strain P.aeruginosa yang menghasilkan
eksotoksin A, yang menyebabkan nekrosis jaringan dan dapat mematikan hewan hila
disuntikkan dalam bentuk murni. Toksin ini menghambat sintesis protein dengan
cara kerja yang sama dengan cara kerja toksin difteria, meskipun struktur ke
dua toksin itu tidak sama. Antitoksin terhadap eksotoksin A ditemukan dalam serum
manusia, termasuk serum penderita yang telah sembuh dari infeksi P.aeruginosa
yang berat.
d.
Patogenesis
P.aeruginosa bersifat patogen bila masuk ke daerah yang fungsi
pertahanannya abnormal, misalnya bila selaput mukosa dan kulit
"robek" karena kerusakan kulit langsung; pada pemakaian kateter
intravena atau kateter air kemih; atau bila terdapat netropenia, misalnya pada
kemoterapi kanker. Kuman melekat dan mengkoloni selaput mukosa atau kulit dan
menginvasi secara lokal dan menimbulkan penyakit sistemik. Proses ini dibantu
oleh phili, enzim dan tosin. Lipopolisakarida berperan langsung yang
menyebabkan demam, syok, oliguria, leukositosis, dan leukopenia, disseminated
intravascular coagulation dan respiratory distress syndrome pada orang dewasa.
3.
Acinetobacter
Acinetobacter calroaceticus adalah spesies bakteri gram-negatif aerob
yang tersebar luas ditanah dan air dan kadang-kadang dapat dibiakkan dari
kulit, selaput mukosa dan sekresi.
a.
Morfologi
Acinetobacter biasanya tampak berbentuk kokobasil atau kokus ;
bakteri ini menyerupai neisseria pada sediaan apus, karena bentuk diplokokus
banyak terdapat dalam cairan tubuh dan pada perbenihan padat. Ada yang
berbentuk batang dan kadang-kadang bakteri tampak bersifat gram positif.
b.
Patogenesis
Acinetobacter yang ditemukan pada saluran kelamin wanita sering
dikacaukan dengan dengan N.gonorrhoeae tetapi N.gonorrhoeae
menghasilkan oksidase positif sedangkan Acinetobacter tidak.
Acinetobakter yang ditemukan padan infeksi saluran kemih dapat terjadi melalui
pemakaian kateter intravena atau kateter saluran kemih.
4.
Streptococcus
a.
Morfologi
Kokus tunggal berbentuk bulat atau bulat
telur, tersusun dalam bentuk rantai .Kokus membelah pada bidang yang tegak
lurus sumbu panjang rantai. Anggota rantai sering tampak sebagai diplokokus dan
bentuknya kadang-kadang menyerupai batang.
b.
Sifat-sifat
khas pertumbuhan
Energi terutama diperoleh dari penggunaan
gula. Pertumbuhan streptokokus cendrung kurang subur pada perbenihan padat atau
dalam kaldu, kecuali yang diperkaya dengan darah atau cairan jaringan. Kuman
yang patogen pada manusia paling banyak membutuhkan faktor-faktor pertumbuhan. Pertumbuhan
dan hemolisis dibantu dengan pengeraman dalam CO2 10%.
5.
Enterococcus faecalis
Terdapat sedikitnya 12 spesies
enterokokus. Enterococcus faecalis merupakan yang paling sering dan
menyebabkan 85-90% infeksi enterokokus. Enterokokus adalah yang paling sering
menyebabkan infeksi nosokomial, terutama pada unit perawatan intensif, dan
hanya pada pengobatan dengan sefalosporin dan antibiotika lainnya dimana mereka
bersifat resisten. Enterokokus ditularkan dari satu pasien ke pasien lainnya
terutama melalui tangan perawat kesehatan yang beberapa diantara mereka mungkin
pembawa enterokokus pencernaannya. Enterokokus kadang-kadang ditularkan melalui
melalui alat-alat kedokteran. Pada pasien tempat yang paling sering terkena
infeksi adalah saluran kemih, luka tusuk dan saluran empedu dan darah.
6.
Stafilococcus saprophyticus
Stafilokokus secara khas tidak berpigmen,
resisten terhadap novobiosin, dan nonhemolitik; bakteri ini menyebabkan infeksi
saluran kemih pada wanita muda.
D. Cara Penularan
Bakteri masuk ke saluran kemih manusia dapat
melalui beberapa cara yaitu :
-
Penyebaran
endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi terdekat
-
Hematogen
-
Limfogen
-
Eksogen
sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi
Dua
jalur utama masuknya bakteri ke saluran kemih adalah jalur hematogen dan
asending, tetapi asending lebih sering terjadi.
1. Infeksi hematogen (desending)
Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada
pasien dengan daya tahan tubuh rendah, karena menderita suatu penyakit kronik,
atau pada pasien yang sementara mendapat pengobatan imunosupresif. Penyebaran
hematogen dapat juga terjadi akibat adanya fokus infeksi di salah satu tempat.
Contoh mikroorganisme yang dapat menyebar secara hematogen adalah
Staphylococcus aureus, Salmonella sp, Pseudomonas, Candida sp., dan Proteus sp.
Ginjal yang normal biasanya mempunyai daya
tahan terhadap infeksi E.coli karena itu jarang terjadi infeksi hematogen
E.coli. Ada beberapa tindakan yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal yang
dapat meningkatkan kepekaan ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen.
Hal ini dapat terjadi pada keadaan sebagai berikut :
a.
Adanya
bendungan total aliran urin
b.
Adanya
bendungan internal baik karena jaringan parut maupun terdapatnya presipitasi
obat intratubular, misalnya sulfonamide
c.
Terdapat
faktor vaskular misalnya kontriksi pembuluh darah
d.
Pemakaian
obat analgetik atau estrogen
e.
Pijat
ginjal
f.
Penyakit
ginjal polikistik
g.
Penderita
diabetes melitus
2. Infeksi asending
a.
Kolonisasi
uretra dan daerah introitus vagina
Saluran kemih yang normal umumnya tidak
mengandung mikroorganisme kecuali pada
bagian distal uretra yang biasanya juga dihuni oleh bakteri normal kulit
seperti basil difteroid, streptpkokus. Di samping bakteri normal flora kulit,
pada wanita, daerah 1/3 bagian distal uretra ini disertai jaringan periuretral
dan vestibula vaginalis yang juga banyak dihuni oleh bakteri yang berasal dari
usus karena letak usus tidak jauh dari tempat tersebut. Pada wanita, kuman
penghuni terbanyak pada daerah tersebut adalah E.coli di samping enterobacter
dan S.fecalis. Kolonisasi E.coli pada wanita didaerah tersebut diduga karena :
1)
adanya
perubahan flora normal di daerah perineum
2)
Berkurangnya
antibodi lokal
3)
Bertambahnya
daya lekat organisme pada sel epitel wanita
b.
Masuknya
mikroorganisme dalam kandung kemih
Proses masuknya mikroorganisme ke dalam
kandunh kemih belum diketahui dengan jelas. Beberapa faktor yang mempengaruhi
masuknya mikroorganisme ke dalam kandung kemih adalah :
1)
Faktor
anatomi
Kenyataan bahwa infeksi saluran kemih
lebih banyak terjadi pada wanita daripada laki-laki disebabkan karena Uretra
wanita lebih pendek dan terletak lebih dekat anus, sedangkan Uretra laki-laki
bermuara saluran kelenjar prostat dan sekret prostat merupakan antibakteri yang
kuat
2)
Faktor
tekanan urin pada waktu miksi
Mikroorganisme naik ke kandung kemih pada
waktu miksi karena tekanan urin. Selama miksi terjadi refluks ke dalam kandung
kemih setelah pengeluarann urin.
3)
Faktor
lain
Misalnya Perubahan hormonal pada saat menstruasi, Kebersihan
alat kelamin bagian luar, Adanya bahan antibakteri dalam urin, dan Pemakaian
obat kontrasepsi oral
a. Multiplikasi bakteri dalam kandung
kemih dan pertahanan kandung kemih. Dalam keadaan normal, mikroorganisme yang
masuk ke dalam kandung kemih akan cepat menghilang, sehingga tidak sempat
berkembang biak dalam urin. Pertahanan yang normal dari kandung kemih ini
tergantung tiga faktor yaitu :
1)
Eradikasi
organisme yang disebabkan oleh efek pembilasan dan pengenceran urin
2)
Efekantibakteri
dari urin, karena urin mengandung asam organik yang bersifat bakteriostatik.
Selain itu, urin juga mempunyai tekanan osmotik yang tinggi dan pH yang rendah
b.
Mekanisme
pertahanan mukosa kandung kemih yang intrinsik
Mekanisme pertahanan mukosa ini diduga ada
hubungannya dengan mukopolisakarida dan glikosaminoglikan yang terdapat pada
permukaan mukosa, asam organik yang bersifat bakteriostatik yang dihasilkan
bersifat lokal, serta enzim dan lisozim. Selain itu, adanya sel fagosit berupa
sel neutrofil dan sel mukosa saluran kemih itu sendiri, juga IgG dan IgA yang
terdapat pada permukaan mukosa. Terjadinya infeksi sangat tergantung pada
keseimbangan antara kecepatan proliferasi bakteri dan daya tahan mukosa kandung
kemih.
Eradikasi bakteri dari kandung kemih
menjadi terhambat jika terdapat hal sebagai berikut : adanya urin sisa, miksi
yang tidak kuat, benda asing atau batu dalam kandung kemih, tekanan kandung
kemih yang tinggi atau inflamasi sebelumya pada kandung kemih.
- Naiknya bakteri dari kandung kemih ke
ginjal
Hal ini disebabkan oleh refluks
vesikoureter dan menyebarnya infeksi dari pelvis ke korteks karena refluks
internal. Refluks vesikoureter adalah keadaan patologis karena tidak
berfungsinya valvula vesikoureter sehingga aliran urin naik dari kandung kemih
ke ginjal. Tidak berfungsinya valvula vesikoureter ini disebabkan karena :
1) Memendeknya bagian intravesikel ureter
yang biasa terjadi secara kongenital
2) Edema mukosa ureter akibat infeksi
3) Tumor pada kandung kemih
4) Penebalan dinding kandung kemih
E.
Gambaran Klinis
1.
Gejala
– gejala dari cystitis sering meliputi:
a.
Gejala
yang terlihat, sering timbulnya dorongan untuk berkemih
b.
Rasa
terbakar dan perih pada saat berkemih
c.
Seringnya
berkemih, namun urinnya dalam jumlah sedikit (oliguria)
d.
Adanya
sel darah merah pada urin (hematuria)
e.
Urin
berwarna gelap dan keruh, serta adanya bau yang menyengat dari urin
f.
Ketidaknyamanan
pada daerah pelvis renalis
g.
Rasa
sakit pada daerah di atas pubis
h.
Perasaan
tertekan pada perut bagian bawah
i.
Demam
j.
Anak
– anak yang berusia di bawah lima tahun menunjukkan gejala yang nyata, seperti
lemah, susah makan, muntah, dan adanya rasa sakit pada saat berkemih.
k.
Pada
wanita yang lebih tua juga menunjukkan gejala yang serupa, yaiu kelelahan,
hilangnya kekuatan, demam
l.
Sering
berkemih pada malam hari
Pada anak – anak, mengompol
juga menandakan gejala adanya infeksi saluran kemih. Gejala- gejala dari
cystitis di atas disebabkan karena beberapa kondisi:
a.
Penyakit
seksual menular, misalnya gonorrhoea dan chlamydia
b.
Terinfeksi
bakteri, seperti E-coli atau Jamur (Candida)
c.
Terjadinya
inflamasi pada uretra (uretritis)
d.
Wanita
atau gadis yang tidak menjaga kebersihan bagian kewanitaannya
e.
Wanita
hamil
f.
Inflamasi
pada kelerjar prostat, tau dikenal dengan prostatitis
g.
Seseorang
yang menggunakan cateter
h.
Anak
muda yang melakukan hubungan seks bebas
Jika
infeksi dibiarkan saja, infeksi akan meluas dari kandung kemih hingga ginjal.
Gejala – gejala dari adanya infeksi pada ginjal berkaitan dengan gejala pada
cystitis, yaitu demam, kedinginan, rasa nyeri pada punggung, mual, dan muntah.
Cystitis dan infeksi ginjal termasuk dalam infeksi saluran kemih.
2.
Tidak
setiap orang dengan infeksi saluran kemih dapat dilihat tanda – tanda dan
gejalanya, namun umumnya terlihat beberapa gejala, meliputi:
a.
Desakan
yang kuat untuk berkemih
b.
Rasa
terbakar pada saat berkemih
c.
Frekuensi
berkemih yang sering dengan jumlah urin yang sedikit (oliguria)
d.
Adanya
darah pada urin (hematuria)
Setiap
tipe dari infeksi saluran kemih memilki tanda – tanda dan gejala yang spesifik,
tergantung bagian saluran kemih yang terkena infeksi:
a.
Pyelonephritis
akut. Pada tipe ini, infeksi pada ginjal mungkin terjadi setelah meluasnya
infeksi yang terjadi pada kandung kemih. Infeksi pada ginjal dapat menyebabkan
rasa salit pada punggung atas dan panggul, demam tinggi, gemetar akibat
kedinginan, serta mual atau muntah.
b.
Cystitis.
Inflamasi atau infeksi pada kandung kemih dapat dapat menyebabkan rasa tertekan
pada pelvis, ketidaknyamanan pada perut bagian bawah, rasa sakit pada saat
urinasi, dan bau yang menyengat dari urin.
c.
Uretritis.
Inflamasi atau infeksi pada uretra menimbulkan rasa terbakar pada saat urinasi.
Pada pria, uretritis dapat menyebabkan gangguan pada penis.
Gejala infeksi saluran kemih
pada anak – anak, meliputi:
a.
Diarrhea
b.
Menangis
tanpa henti yang tidak dapat dihentikan dengan usaha tertentu (misalnya:
pemberian makan, dan menggendong)
c.
Kehilangan
nafsu makan
d.
Demam
e.
Mual
dan muntah
Untuk anak – anak yang lebih
dewasa, gejala yang ditunjukkan berupa:
a.
rasa
sakit pada panggul dan punggung bagian bawah (dengan infeksi pada ginjal)
b.
seringnya
berkemih
c.
ketidakmampuan
memprodukasi urin dalam jumlah yang normal, dengan kata lain, urin berjumlah
sedikit (oliguria)
d.
tidak
dapat mengontrol pengeluaran kandung kemih dan isi perut
e.
rasa
sakit pada perut dan daerah pelvis
f.
rasa
sakit pada saat berkemih (dysuria)
g.
urin
berwarna keruh dan memilki bau menyengat
Gejala pada infeksi saluran
kemih ringan (misalnya: cystitis, uretritis) pada orang dewasa, meliputi:
a.
rasa
sakit pada punggung
b.
adanya
darah pada urin (hematuria)
c.
adanya
protein pada urin (proteinuria)
d.
urin
yang keruh
e.
ketidakmampuan
berkemih meskipun tidak atau adanya urin yang keluar
f.
demam
g.
dorongan
untuk berkemih pada malam hari (nokturia)
h.
tidak
nafsu makan
i.
lemah
dan lesu (malaise)
j.
rasa
sakit pada saat berkemih (dysuria)
k.
rasa
sakit di atas bagian daerah pubis (pada wanita)
l.
rasa
tidak nyaman pada daerah rectum (pada pria)
Gejala yang mengindikasikan infeksi
saluran kemih lebih berat (misalnya: pyelonephritis) pada orang dewasa,
meliputi:
a.
kedinginan
b.
demam
tinggi dan gemetar
c.
mual
d.
muntah
(emesis)
e.
rasa
sakit di bawah rusuk
f.
rasa
sakit pada daerah sekitar abdomen
Merokok,
ansietas, minum kopi terlalu banyak, alergi makanan atau sindrom pramenstruasi
bisa menyebabkan gejala mirip infeksi saluran kemih. Gejala infeksi saluran
kemih pada bayi dan anak kecil. Infeksi
saluran kemih pada bayi dan anak usia belum sekolah memilki kecendrungan lebih
serius dibandingkan apabila terjadi pada wanita muda, hal ini disebabkan karena
memiliki ginjal dan saluran kemih yang lebih rentan terhadap infeksi.
Gejala pada bayi dan anak kecil yang sering terjadi, meliputi:
a.
Kecendrungan
terjadi demam tinggi yang tidak diketahui sebabnya, khususnya jika dikaitkan
dengan tanda – tanda bayi yang lapar dan sakit, misalnya: letih dan lesu.
b.
Rasa sakit
dan bau urin yang tidak enak. ( orang tua umumnya tidak dapat
mengidentifikasikan infeksi saluran kemih hanya dengan mencium urin bayinya.
Oleh karena itu pemeriksaan medis diperlukan).
c.
Urin yang
keruh. (jika urinnya jernih, hal ini hanya mirip dengan penyakit, walaupun
tidak dapat dibuktikan kebenarannya bahwa bayi tersebut bebas dari Infeksi
saluran kemih).
d.
rasa
sakit pada bagian abdomen dan punggung.
e.
muntah
dan sakit pada daerah abdomen (pada bayi)
f.
jaundice
(kulit yang kuning dan mata yang putih) pada bayi, khususnya bayi yang berusia
setlah delapan hari.
F.
Media Pembiakan
Kultur
(kultur : pembiakan mikroorganisme) yang negatif akan menyingkirkan diagnosis infeksi
saluran kemih. Sedangkan pada kultur yang positif, proses pengambilan contoh
urin harus diperhatikan. Jika kultur positif berasal dari aspirasi suprapubik
atau kateterisasi, maka hasil tersebut dianggap benar. Namun jika kultur
positif diperoleh dari kantung penampung urin, perlu dilakukan konfirmasi
dengan kateterisasi atau aspirasi suprapubik. Media pembiakan yang digunakan
untuk kultur ini umumnya adalah agar darah/blood agar dan agar mac conkey.
- Agar darah
Salah satu agar
pembiakan yang umum digunakan. Mengandung sel darah yang dapat berasal dari
hewan (misal: domba); banyak bakteri yang dapat tumbuh pada media ini.
- Agar mac
conkey
Media agar ini adalah media yang spesifik
untuk pertumbuhan bakteri gram negatif. Yang paling umum adalah E. coli,
yang mana pada agar ini akan terlihat sebagai suatu koloni berwarna merah
karena adanya indikator pH. Ada dua versi agar ini: pertama, adalah yang ditambahkan
gula laktosa kedalamnya dan yang kedua tanpa penambahan gula. Karena E. coli
memfermentasi gula menjadi asam maka akan muncuk warna merah pada agar.
G.
Diagnostik
Untuk
pemeriksaan infeksi saluran kemih, digunakan urin segar (urin pagi). Urin pagi adalah
urin yang pertama – tama diambil pada pagi hari setelah bangun tidur. Digunakan
urin pagi karena yang diperlukan adalah pemeriksaan pada sedimen dan protein
dalam urin. Sampel urin yang sudah diambil, harus segera diperiksa dalam waktu
maksimal 2 jam. Apabila tidak segera diperiksa, maka sampel harus disimpan
dalam lemari es atau diberi pengawet seperti asam format.
Bahan untuk
sampel urin dapat diambil dari:
a.
Urin
porsi tengah, sebelumnya genitalia eksterna dicuci dulu dengan air sabun dan
NaCl 0,9%.
b.
Urin
yang diambil dengan kateterisasi 1 kali.
c.
Urin
hasil aspirasi supra pubik.
Bahan yang dianjurkan adalah dari urin
porsi tengah dan aspirasi supra pubik. Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
penunjang lainnya adalah sebagai berikut:
- Pemeriksaan laboratorium
- Analisa Urin (urinalisis)
Pemeriksaan urinalisis meliputi:
a.
Leukosuria
(ditemukannya leukosit dalam urin).
Dinyatakan positif jika terdapat 5 atau lebih leukosit
(sel darah putih) per lapangan pandang dalam sedimen urin.
b.
Hematuria
(ditemukannya eritrosit dalam urin).
Merupakan petunjuk adanya infeksi saluran kemih jika
ditemukan eritrosit (sel darah merah) 5-10 per lapangan pandang sedimen
urin. Hematuria bisa juga karena adanya kelainan atau penyakit lain, misalnya
batu ginjal dan penyakit ginjal lainnya.
3.
Pemeriksaan
bakteri (bakteriologis)
Pemeriksaan bakteriologis meliputi:
a.
Mikroskopis.
Bahan: urin segar (tanpa diputar, tanpa pewarnaan).
Positif jika ditemukan 1 bakteri per lapangan pandang.
b.
Biakan bakteri.
Untuk memastikan diagnosa infeksi saluran kemih.
4.
Pemeriksaan
kimia
Tes ini dimaksudkan sebagai penyaring
adanya bakteri dalam urin. Contoh, tes reduksi griess nitrate, untuk mendeteksi
bakteri gram negatif. Batasan: ditemukan lebih 100.000 bakteri. Tingkat
kepekaannya mencapai 90 % dengan spesifisitas 99%.
5.
Tes
Dip slide (tes plat-celup)
Untuk menentukan jumlah bakteri per cc urin.
Kelemahan cara ini tidak mampu mengetahui jenis bakteri.
6.
Pemeriksaan
penunjang lain
Meliputi: radiologis (rontgen), IVP (pielografi intra
vena), USG dan Scanning. Pemeriksaan penunjang ini dimaksudkan untuk mengetahui
ada tidaknya batu atau kelainan lainnya.
- Pemeriksaan penunjang dari infeksi
saluran kemih terkomplikasi
H.
Pengobatan
Prinsip
pengobatan infeksi saluran kemih adalah memberantas (eradikasi) bakteri dengan antibiotika.
Tujuan
pengobatan adalah untuk Menghilangkan bakteri penyebab Infeksi saluran kemih,
Menanggulangi keluhan (gejala), dan Mencegah kemungkinan gangguan organ (
terutama ginjal).
Tata cara
pengobatan adalah dengan Menggunakan pengobatan dosis tunggal, Menggunakan
pengobatan jangka pendek antara 10-14 hari, Menggunakan pengobatan jangka
panjang antara 4-6 minggu, Menggunakan pengobatan pencegaham (profilaksis)
dosis rendah, dan Menggunakan pengobatan supresif, yaitupengobatan lanjutan
jika pemberantasan (eradikasi) bakteri belum memberikan hasil.
Pengobatan
infeksi saluran kemih menggunakan antibiotika yang telah diseleksi terutama
didasarkan pada beratnya gejala penyakit, lokasi infeksi, serta timbulnya
komplikasi. Pertimbangan pemilihan antibiotika yang lain termasuk efek samping,
harga, serta perbandingan dengan terapi lain. Tetapi, idealnya pemilihan
antibiotika berdasarkan toleransi dan terabsorbsi dengan baik, perolehan
konsentrasi yang tinggi dalam urin, serta spectrum yang spesifik terhadap mikroba
pathogen.
Antibiotika yang digunakan untuk
pengobatan infeksi saluran kemih terbagi dua, yaitu antibiotika oral dan
parenteral.
I. Antibiotika Oral
a. Sulfonamida
Antibiotika
ini digunakan untuk mengobati infeksi pertama kali. Sulfonamida umumnya diganti
dengan antibiotika yang lebih aktif karena sifat resistensinya. Keuntungan dari
sulfonamide adalah obat ini harganya murah.
b. Trimetoprim-sulfametoksazol
Kombinasi
dari obat ini memiliki efektivitas tinggi dalam melawan bakteri aerob, kecuali Pseudomonas
aeruginosa. Obat ini penting untuk mengobati infeksi dengan komplikasi,
juga efektif sebagai profilaksis pada infeksi berulang. Dosis obat ini adalah
160 mg dan interval pemberiannya tiap 12 jam.
c. Penicillin
1) Ampicillin adalah penicillin standar yang
memiliki aktivitas spektrum luas, termasuk terhadap bakteri penyebab infeksi
saluran urin. Dosis ampicillin 1000 mg dan interval pemberiannya tiap 6 jam.
2) Amoxsicillin terabsorbsi lebih baik,
tetapi memiliki sedikit efek samping. Amoxsicillin dikombinasikan dengan
clavulanat lebih disukai untuk mengatasi masalah resistensi bakteri. Dosis
amoxsicillin 500 mg dan interval pemberiannya tiap 8 jam.
d. Cephaloporin
Cephalosporin
tidak memiliki keuntungan utama dibanding dengan antibiotika lain yang
digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih, selain itu obat ini juga lebih
mahal. Cephalosporin umumnya digunakan pada kasus resisten terhadap
amoxsicillin dan trimetoprim-sulfametoksazol.
e. Tetrasiklin
Antibiotika
ini efektif untuk mengobati infeksi saluran kemih tahap awal. Sifat resistensi
tetap ada dan penggunannya perlu dipantau dengan tes sensitivitas. Antibotika
ini umumnya digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh chlamydial.
f. Quinolon
Asam
nalidixic, asam oxalinic, dan cinoxacin efektif digunakan untuk mengobati
infeksi tahap awal yang disebabkan oleh bakteri E. coli dan Enterobacteriaceae
lain, tetapi tidak terhadap Pseudomonas aeruginosa. Ciprofloxacin ddan
ofloxacin diindikasikan untuk terapi sistemik. Dosis untuk ciprofloxacin
sebesar 50 mg dan interval pemberiannya tiap 12 jam. Dosis ofloxacin sebesar
200-300 mg dan interval pemberiannya tiap 12 jam.
g. Nitrofurantoin
Antibiotika
ini efektif sebagai agen terapi dan profilaksis pada pasien infeksi saluran
kemih berulang. Keuntungan utamanya adalah hilangnya resistensi walaupun dalam
terapi jangka panjang.
h. Azithromycin
Berguna
pada terapi dosis tunggal yang disebabkan oleh infeksi chlamydial.
i.
Methanamin
Hippurat dan Methanamin Mandalat
Antibiotika ini
digunakan untuk terapi profilaksis dan supresif diantara tahap infeksi.
II. Antibiotika Parenteral.
a.
Amynoglycosida
Gentamicin
dan Tobramicin mempunyai efektivitas yang sama, tetapi gentamicin sedikit lebih
mahal. Tobramicin mempunyai aktivitas lebih besar terhadap pseudomonas memilki
peranan penting dalam pengobatan onfeksi sistemik yang serius. Amikasin umumnya
digunakan untuk bakteri yang multiresisten. Dosis gentamicin sebesar 3-5 mg/kg
berat badan dengan interval pemberian tiap 24 jam dan 1 mg/kg berat badan
dengan interval pemberian tiap 8 jam.
b.
Penicillin
Penicillin
memilki spectrum luas dan lebih efektif untuk menobati infeksi akibat Pseudomonas
aeruginosa dan enterococci. Penicillin sering digunakan pada pasien yang
ginjalnya tidak sepasang atau ketika penggunaan amynoglycosida harus dihindari.
c.
Cephalosporin
Cephalosporin
generasi kedua dan ketiga memiliki aktivitas melawan bakteri gram negative,
tetapi tidak efektif melawan Pseudomonas aeruginosa. Cephalosporin
digunakan untuk mengobati infeksi nosokomial dan uropsesis karena infeksi
pathogen.
d.
Imipenem/silastatin
Obat ini
memiliki spectrum yang sangat luas terhadap bakteri gram positif, negative, dan
bakteri anaerob. Obat ini aktif melawan infeksi yang disebabkan enterococci dan
Pseudomonas aeruginosa, tetapi banyak dihubungkan dengan infeksi
lanjutan kandida. Dosis obat ini sebesar 250-500 mg ddengan interval pemberian
tiap 6-8 jam.
e.
Aztreonam
Obat ini
aktif melawan bakteri gram negative, termasuk Pseudomonas aeruginosa.
Umumnya digunakan pada infeksi nosokomial, ketika aminoglikosida dihindari,
serta pada pasien yang sensitive terhadap penicillin. Dosis aztreonam sebesar
1000 mg dengan interval pemberian tiap 8-12 jam.
I. Preventif
Infeksi Saluran Kemih
Agar terhindar dari penyakit infeksi saluran kemih, dapat
dilakukan hal-hal berikut:
1)
Menjaga
dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kemih.
2)
Bagi
perempuan, membersihkan organ intim dengan sabun khusus yang memiliki pH
balanced (seimbang) sebab membersihkan dengan air saja tidak cukup bersih.
3)
Pilih
toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab toilet jongkok tidak menyentuh
langsung permukaan toilet dan lebih higienis. Jika terpaksa menggunakan toilet
duduk, sebelum menggunakannya sebaiknya bersihkan dahulu pinggiran atau dudukan
toilet. Toilet-toilet umum yang baik biasanya sudah menyediakan tisu dan cairan
pembersih dudukan toilet.
4)
Jangan
membersihkan organ intim di toilet umum dari air yang ditampung di bak mandi
atau ember. Pakailah shower atau keran.
5)
Gunakan
pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar tidak lembab.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Infeksi saluran kemih secara umum dapat disebabkan oleh E.coli atau
penyebab yang paling lazim dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab
infeksi saluran kemih pertama pada sekitar 90% wanita muda. Gejala dan
tanda-tandanya antara lain : sering kencing, disuria, hematuria dan piuria.
Adanya keluhan nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian
atas.
Bakteri
yang dapat menimbulkan infeksi saluran kemih selain E.coli melalui
infeksi nosokomial Klebsiella, Proteus, Providencia, Citrobacter,
P. aeruginosa, Acinetobacter, Enterococcus faecalis dan Stafilokokus
saprophyticus.
Gambaran klinis dari penyakit infeksi saluran kemih umumnya adalah sebagai
berikut yaitu, rasa sakit pada punggung, adanya darah pada urin (hematuria), adanya
protein pada urin (proteinuria), urin yang keruh, ketidakmampuan berkemih
meskipun tidak atau adanya urin yang keluar, demam, dorongan untuk berkemih
pada malam hari (nokturia), tidak nafsu makan, lemah dan lesu (malaise), rasa
sakit pada saat berkemih (dysuria), rasa sakit di atas bagian daerah pubis
(pada wanita), dan rasa tidak nyaman pada daerah rectum (pada pria).
Media pembiakan yang sesuai
untuk berbagai mikroorganisme penyebab meningitis adalah media agar darah dan
agar mac conkey.
Diagnosa yang dilakukan untuk
pendeteksian penyakit infeksi saluran kemih adalah dengan tujuan untuk
mengidentifikasikan adanya infeksi bakteri yang menyebabkan penyakit tersebut.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala yang ada, namun gejala- gejala dari
infeksi saluran kemih, baik akut maupun kronik sangat sukar dibedakan dengan
infeksi saluran kemih yang biasa. Hal ini dikarenakan gambaran klinik dari infeksi
saluran kemih berat mirip dengan infeksi bakteri biasa.