Minggu, 02 November 2014

SEJARAH PENDEKATAN KESMAS: KESEHATAN MASYARAKAT ERA REVOLUSI BAKTERIOLOGI (1875-1950)



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Kesehatan masyarakat berawal dari adanya metologi yunani yakni Asclepius dan Higeia, tapi sebelum adanya metologi tersebut Kesehatan Masyarakat  telah lebih dulu diceritakan dalam Al-Quran dan bahkan dalam ajaran Islam, Kesehatan Masyarakat mendapat kedudukan yang sangat penting. Hal ini tampak dalam berbagai dalil dalam Al-Quran QS Al-Mudassir: 1-5, QS Al-Araf, dan bahkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim dan Turmizi, Nabi SAW bersabda bahwa bersuci itu separuh dari iman.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dari makalah ini, yaitu:
1.    Bagaimanakah Sejarah Kesehatan Masyarakat di Era Revolusi Bakteriologi (1875-1950) ?
2.    Siapa sajakah tokoh yang memegang peranan penting dalam Kesehatan Masyarakat di Era Revolusi Bakteriologi (1875-1950)

C.  Tujuan
1.    Untuk Mengetahui Sejarah Kesehatan Masyarakat di Era Revolusi Bakteriologi (1875-1950)
2.    Untuk Mengetahui tokoh yang memegang peranan penting dalam Kesehatan Masyarakat di Era Revolusi Bakteriologi (1875-1950)





BAB II
PEMBAHASAN
A.  Kesehatan Masyarakat dalam Al-Qur’an
Allah subhanahu wa ta’ala telah menciptakan manusia sebaik-naik mahluknya, karena itu manusia tidak diciptakan agar tunduk kepada alam. Justeru sebaliknya alam semesta yang tunduk kepada manusia agar manusia dapat memanfaatkannya dalam kehidupannya dan mengabdikan diri kepada-Nya sesuai yang tersebut dalam Al-Quran surah Al-Baqarah: 29
هُو الذ ي خلق لكم مافي الارض....(٢٩)       
Terjemahan:
29. Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu...
       Semua yang ada di dunia ini seperti, bulan, bintang, matahari, malam, dan siang, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gunung, lembah, udara, tanah, air, api, dan sungai dan lautan semuanya di beri kodrat untuk menjadi faktor bagi kepentingan dan kemasalahan manusia, kerana rahmat itu, manusia memperoleh karunia berupa hak-hak asasi tempat tinggal dan memanfaatkan pemberian Allah tsb untuk memperoleh kehidupan yang bahagia (QS Al-baqarah: 36 dan Al-A’raf : 24-25)

Terjemahan:
36. dan Kami berfirman: Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup samapi waktu yang ditentukan

Terjemahan:
24. Allah berfirman: “turunlah kamu sekalian, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain, dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan
25. Allah berfirman: “ di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati sdan di bumi itu pula kamu dibangkitkan.
       Dengan hak-hak tersebut dibebani tugas hidup berinadah dan memakmurkan kehidupan (tugas isti’mar) di dunia ini sesuai yang tersebut dalam Al-Quran Surah Hud: 61  Terjemahan:


61. ...dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurannya, karena itu mohonlah ampu-Nya, kemudian bertobatlah kepadanya. Sesungguhnya tuhanku amat dekat (rahmatnya) lagi memperkenankan doa hamba-Nya.”
Dan menegakkkan ajaran  Allah (tugas istikhlaf) seperti yang tersebut dalam Al-Quran surah Al-An’am: 165 sebagai berikut:


Terjemahan:
165. dan Dialah yang menjadikan kamu khalifah di bumi....
       Sehingga mereka dapat mengaktualisasikan tujuan hidup dan kodrat mereka sebagai khalifah dan Hamba Allah. Kemajuan dan kemakmuran Manusia hanya dapat diperoleh dengan usaha dan kerja keras serta diiringi doa kepada Allah. Untuk itu peranan ilmu pengetahuan sebagai sokoguru tidak boleh diabaikan. Karena Al-Quran menegaskan derajat kemulian diberikan kepada orang-orang yang beriman yang diberi ilmu pengetahuan  Al-Quran  juga telah mengisyaratkan bagaimana upaya mengembangkan pengetahuan melalui penelitian ilmiah memperoleh kebenaran meskipun kebenaran itu bersifat relative jika dibandingkan dengan wahyu sesuai ayat Al-Quran dalam surah Al-Mudatsir: 18-25, sebagai yang artinya.:
18. sesungguhnya Dia telah memikirkan dan menetapka (apa yang ditetapkannya)
19. maka celakalah dia! Bagaimanakah Dia menetapkan?
20. kemudian celakalah dia ! bagaimanakah Dia menetapkan?
21. kemudian dia memikirkan
22. sesudah itu dia bermasam muka dan merenggut
23. kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri
24. lalu dia berkata:”(Al-Quran) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu)
25. ini tidak lain hanyalah perkataan manusia.”
       Namun demikian,  hasil penelitian ilmiah memberikan sumbangsih bagi kemajuan peradaban dan kehidupan umat manusia
       Dalam bab ini diungkapkan bagaimana kaum intelektual berusaha mencari inovasi yang sangat berpengaruh dan membawa kemajuan dalam kehidupan masyarakat khususnya yang berkenaan dengan bidang kesehatan masyarakat
       Pada triwulan ke 3 abad ke 19 merupakan era dimana pergerakan sanitasi berkembang sangat pesat, menyebar secara sukses hingga ke kota-kota besar Eropa.  Dapat dibuktikan berkurangnya penyakit di wilayah yang dialiri limbah, meningkatnya persediaan air, jalan beraspal, dsan berkurangnya urbanisasi. Pada waktu yang samainovasi sedang terjadi di rumah sakit, yang menekankan kesehatan dan profesionalitas ilmu perawatan dan administrasi. Ini dibarengi dengan terobosan raksasa dalam menetapkan aplikasi ilmu kuman dan imunologi praktis dan ilmiah.

B.  Kesehatan Masyarakat di Era Revolusi Bakteriologi (1875-1950)
Selama paruh  pertama abad ke 19, terjadi beberapa kemajuan luar biasa di bidang kesehatan Masyarakat. Kondisi kehidupan di eropa dan di inggris tetap tidak saniter dan industrialiasasi menyebabkan semakin banyaknya penduduk berada di kota. Namun, metode pertanian yang lebih baik menyebakan perbaikan gizi bagi banyak orang.
Tahun 1849, epidemi kolera menyerang london. Dr. John Snow mempelajari epidemi ini dan mengajukan hipotesis Bahwa penyakit ini disebakan oleh konsumsi air dari pompa broad street. Dia memperoleh izin untuk melepas pegangan pompa, dan epidemi pun selesai. Tindakan snow sangat luar biasa karena berlangsung sebelum penemuan bahwa mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit. Teori yang dominan saat itu tentang penyakit menular adalah teori miamas. Menurut teori ini, uap atau bau tak sedap (miasmas)yang keluar dari tanah merupakan sumber dari banyak penyakit. Teori miamas tetap terkenal sampai abad ke 19
Di amerika pada tahun 1850, Lemuel Shattuck menyusun laporan kesehatan untuk persemakmuran Massachusetts yang menggarisbawahi perlunya kesehatan Masyarakat untuk negara bagian ini. Termasuk di dalamnya rekomendasi untuk pembentukan dewan kesehatan pengumpulan data statistik vital, penerapan tindakan yang saniter, dan penelitian penyakit. Shattuck juga merekomendasikan pendidikan kesehatan dan pengendalian pajanan terhadap alkohol, asap rokok, makanan tidak bermutu, dan ramuan tabib. Walaupun beberapa rekomendasinya perlu waktu bertahun-tahun untuk dapat diterapkan (Massachusetts Board Of Health  belum terbentuk sampai  tahun 1869), hal yang signifikan dari laporan Shattuck begitu sedemikian rupa sehingga 1850 menjadi masa kunci di dalam kesehatan masyarakat amerika, tahun iru menandai dimulainya era modern kesehatan masyarakat
Kemajuan nyata dalam pemahaman mengenai penyebab berbagai penyakit menular berlangsung pada seperempat abad terakhir abad ke 19. Salah satu kendala pada kemajuan itu adalah teori perkembang biakan spontan, pemikiran yang menyatakan organisme hidup dapat berkembang dari benda anorganik atau benda tak hidup. Serupa dengan teori ini adalah pemikiran bahwa satu jenis mikroba dapat berubah menjadi jenis oraganisme yang lain.
Di tahun 1862, Louis Pasteur  dari perancis   mengajukan teori kuman penyakit. Selama tahun 1860 dan 1870. Dia dan beberapa lainnya melakukan eksperimen dan obervasi dan mendukung teorinya dan menumbangkan teori perkembang biakan spontan
Ilmuwan jerman Robert Koch merupakan Orang yang mengembangkan kriteria dan prosedur-prosedur penting untuk membuktikan pendapat bahwa mikroba tertentu dan bukan mikroba lain, yang menyebabkan penyakit tertentu. Demontrasi pertamanya dengan basillus antraks berlangsung pada tahun 1876. Antara tahun 1877 sapai akhir abd ke 19 , identitas sejumlah agens penyakit bakterial berhasil dipastikan termasuk diantaranya penyebab gonorhea, tifus, lepra, kolera, tuberculosis, difteri, tetanus, pnemonia, pes, dan disentri. Periode ini (1875-1900) lebih dikenal dengan julukan periode bakteriologis kesehatan masyarakat
Walau kebanyakan temuan ilmiah di akhir abad ke 19 terjadi di eropa, cukup banyak prestasi kesehatan masyarakat yang terjadi di amerika. Undang-undang pertama yang melarang susu bermutu rendah disahkan pada tahun 1856, survei kebersihan pertama dilakukan di new york  tahun 1864, dan american people health association didirikan tahun 1872.

C.  Pasteur, cohn, dan Koch
Dari tahun 1850 ke tahun 1870. Louis Pasteur, seorang professor ilmu kimia Perancis, dengan hebat mengembangkan basis untuk ilmu kuman modern sebagai batu penjuru kesehatan masyarakat. Pasteur L. menetapkan suatu bukti ilmiah, yang bersifat eksperimen untuk teori kuman dengan demonstrasinya pada 1854 tentang microbial anaerobic pada peragian. Antara 1856 dan 1860 mengungkapkan bagaimana untuk mencegah anggur dari produksi cacat dalam kaitan dengan pencernaan dari organism asing oleh/dengan pemanasan anggur pada suatu temperature tertentu sebelum pengemasan (pembotolan) untuk membunuh ragi yang undesired. Ini menjelaskan suatu proses yang disebut sterilisasi. Selanjutnya Pasteur diminta untuk menyelidiki kematian ular sutera yang mengancam industry sutera perancis. Ia menemukan jasad renik (1865) yang menyebabkan penyakit pada ulat sutera. Pasteur melanjutkan lagi penyelidikannya dalam mengembangkan imunologi dengan mengaktifkan vaksin. Ia memproduksi vaksin dari perlemahan suatu kekuatan organisme. Pada tahun 1881, ia menyuntik induk ayam dengan kultur kolera ayam yang disusutkan dalam sebuah eksperimen. Pada 1883 ia memproduksi suatu vaksin untuk luka babi, dan kemudian pada tahun 1884-1885, ia menemukan vaksin untuk penyakit anjing gila. Penyakit anjing gila ini, secara luas ditakuti sebagai penyakit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan binatang yang terinfeksi. Pasteur memberi alasan bahwa penyakit ini mempengaruhi system nervus dan ditularkan melalui air liur. Pada tahun1885, seorang anak laki-laki berumur 14 tahun dari Alsace digigit oleh seekor anjing. Dokter local yakin bahwa anak tersebut akan meninggal karena penyakit anjing gila, tetapi mengijinkan Pasteur, seorang nonphysician (bukan dokter) untuk memberikan vaksin kepada anak laki-laki tersebut dengan tujuan pengebalan/imunisasi. Joseph Meistern  anak laki-laki tersebut selamat, dan kasus serupa dibawa ke Pasteur dan dengan sukses mengimunisasi. Pasteur dikritik oleh kalangan medis, tetapi kedua-duanya- masyarakat awam dan kalangan ilmiah- segera mengenali konstribusinya yang mahabesar terhadap kesehatan masyarakat.
Ferdinand Cohn (1828-1898), professor ilmu tumbuh-tumbuhan (Botani) pada Universitas Breslau, mengembangkan ilmu kuman dan karakteristik media jasad renik, serta mendidik suatu generasi kunci sebagai peneliti mikrobiologi. Salah seorang siswa, Robert Koch (1843-1910), seorang pegawai medis salah satu pedesaan di Jerman, menyelidiki anthrax dengan menggunakan tikus-tikus yang disuntik dengan darah lembu sakit. Penyakit yang mematikan hingga 20 generasi. Koch mengembangkan teknik bacteriologic dalam menemukan organism yang menyebabkan anthrax, kemudian membuktikan transmisi penyakit spesifik oleh jasad renik spesifik.
Pada 1882, Koch memimpin Komisi Pengawas Kolera Jerman yang mengunjungi Mesir dan India pada tahun 1883, mengisolasi dan mengidentifikasi Vibro Cholerae, yang mengantarnay sebagai penerima Hadiah Nobel. Ia juga membuktikan kemanjuran penyaringan air (filtration) dalam pencegahan transmisi penyakit enteric termasuk kolera. Pada tahun 1883, Koch mengadaptasikan teori atas penyabab penyakit dari Clinician-Pathnologist Jacob Henle (1809-1885), berbagai bentuk dan ukuran bakteri yang menjadi penyebab penyakit.
Koch-Henle membuat teori ini menjadi kaku dan membatasi identifikasi penyebab dari banyak penyakit, tetapi mereka adalah tokoh penting dalam penetapan teori kuman dan basis ilmu kuman yang ilmiah. Teori ini disesuaikan kemudian oleh Evans (1976) terhadap agen penyakit-penyakit non infectious, seperti cholesterol, terkait dengan penekanan epidemiologi terhadap penyakit noninfectious.

D.  Vector-Born Disease
Sebuah studi transmisi penyakit yang menggambarkan pentingnya vektor (mereka yang dapat membawa suatu penyakit tanpa mempertunjukan gejala klinis) pada transmisi dipteri, penyakit tifus dan radang selaput otak dan sumsung tulang belakang.
       Penyakit manusia dan binatang parasit diselidiki sepanjang abad ke 19, mencakup penyakit cacing guinea, cacing pita, filariasis, dan penyakit hewan seperti demam lembu texas. David bruce menunjukkan transmisi nagana, suatu penyakit kuda Cattland, pada suku zululand, afrika selatan. Pada tahun 1894-1895 disebabkan oleh agen trypanosoma ditularkan oleh lalat tse-tse.  Mendorong ke arah metoda pengendalian penyakit transmisi lingkungan. Alexander Yesin dan Shibasabro Kitasato, menemukan baksil wabah suatu penyakit tahun 1894, dan pas tahun 1898 epidemologist perancis L. Simmond menemukan bahwa wabah tersebut adalah suatu penyakit disebarkan oleh kutu ke manusia.
       Agen berkenaan dengan Malaria dikenali oleh angkatan perang prancis, ahli bedah Alphonse Laveran (hadiah nobel pro, 1907) di Algeria pada tahun 1880. Nyamuk dicurigai menjadi agen dengan metode transmisi oleh banyak peneliti abad ke 19, dan pada tahun 1879, Ronald Ross (1902), seorang anggota angkatan perang britania mengobati di India, Patrick Manson di Inggris dan Benvenutto Grassi di Roma mempertunjukkan transmisi malaria oleh Nyamuk Anopheles, Dengue Fever (demam kuning), yang mungkin terbawa oleh para budak dari afrika adalah penyakit endemik di selatan Amerika Serikat tetapi tersebar di kota Besar utara sebagai penyebab kematian di abad ke 18. Penyebaran penyakit dengue fever di philadepia 1798 membunuh 896 orang di New York membunuh 732 orang pada tahun 1795, 2.086 pada tahun 1803. Carribean dan Amerika adalah pusat endemik dengan kedua-duanya, demam kuning dan Malaria. Pembasmian demam kuning juga mendukung penetapan teori benih kuman sebagai teori penyakit menular melawan teori miasma.

 
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Dari uraian diatas, terlihat ketekunan dan kegiatan para imuwan barat dalam mengaktualisasikan tugas kemanusiaan dan kemakmuran bumi melalui pengembangan pengetahuan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Dengan pengetahuan hasil temuan mereka, berbagai penyakit dapat diatasi. Dan atas dasar ini dapat dipahami makna firman Allah yang menegaskan perubahan nasib kaum terkait dengan usaha mereka memperbaiki diri mereka. Dan karena itu, ketinggalan yang menimpa umat dan bangsa di banding dengan kemajuan barat harus dimulai dari perbaikan dan pembaharuan dalam diri  dan masyarakat secara harmonis melaksanakan tugas isti’mar dan tugas istikhlaf.

B.  Saran
Semoga untuk ke depannya penemuan-penemuan dalam bidang bakteriologi dapat ditingkatkan sehingga beberapa penyakit menular yang belum ditemukan penyebabnya dapat disembuhkan.



DAFTAR PUSTAKA
Notoadmodjo, Soekidjo.2007.Kesehatan Masyarakat.Yogyakarta:Rineka Cipta

McKenzie, James F, dkk. 2007. Kesehatan Masyarakat.Jakarta:Penerbit buku Kedokteran

Naiem, Furqaan, dkk. 2006. Dasar-dasar kesehatan masyarakat. Makassar: Penerbit Alauddin Press


Selasa, 28 Oktober 2014

INFEKSI SALURAN KEMIH



BAB I

PENDAHULUAN



A.      Latar  Belakang
Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu mikroorganisme. Untuk menyatakan adanya infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri di dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan jika terdapat 100.000 atau lebih bakteri/ml urin, namun jika hanya terdapat 10.000 atau kurang bakteri/ml urin, hal itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi bakteri. Bakteriuria bermakna yang disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria bergejala. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala. Infeksi saluran kemih tanpa bakteriuria dapat muncul pada keadaan:
a.         Fokus  infeksi tidak dilewati urin, misalnya pada lesi dini pielonefritis karena infeksi hematogen.
b.         Bendungan total pada bagian saluran yang menderita infeksi.
c.         Bakteriuria disamarkan karena pemberian anibiotika.
Infeksi saluran kemih sering terjdi pada wanita. Salah satu penyebabnya adalah uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah melewati jalur ke kandung kemih. Faktor lain yang berperan adalah kecenderungan untuk menahan urin serta iritasi kulit lubang uretra sewaktu berhubungan kelamin. Uretra yang pendek meningkatkan kemungkinan mikroorganisme yang menempel dilubang uretra sewaktu berhubungan kelamin memiliki akses ke kandung kemih. Wanita hamil mengalami relaksasi semua otot polos yang dipengaruhi oleh progesterone, termasuk kandung kemih dan ureter, sehingga mereka cenderung menahan urin dibagian tersebut. Uterus pada kehamilan dapat pula menghambat aliran urin pada keadaan-keadaan tertentu.
Faktor protektif yang melawan infeksi saluran kemih pada wanita adalah pembentukan selaput mukus yang dependen estrogen di kandung kemih. Mukus ini mempunyai fungsi sebagai antimikroba. Pada menopause, kadar estrogen menurun dan sistem perlindungan ini lenyap sehingga pada wanita yang sudah mengalami menopause rentan terkena infeksi saluran kemih. Proteksi terhadap infeksi saluran kemih pada wanita dan pria, terbentuk oleh sifat alami urin yang asam dan berfungsi sebagai antibakteri.
Infeksi saluran kemih pada pria jarang terjadi, pada pria dengan usia yang sudah lanjut, penyebab yang paling sering adalah prostatitis atau hyperplasia prostat. Prostat adalah sebuah kelenjar seukuran kenari yang terletak tepat di bawah saluran keluar kandug kemih. Hiperplasia prostat dapat menyebabkan obstruksi  aliran yang merupakan predisposisi untuk timbulnya infeksi dalam keadaan normal, sekresi prostat memiliki efek protektif antibakteri.
Pengidap diabetes juga berisiko mengalami infeksi saluran kemih berulang karena tingginya kadar glukosa dalam urin, fungsi imun yamg menurun, dan peningkatan frekuensi kandung kemih neurogenik. Individu yang mengalami cedera korda spinalis atau menggunakan kateter urin untuk berkemih juga mengalami peningkatan risiko infeksi. 

B.       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Apakah yang dimaksud dengan infeksi saluran kemih?
2.    Bagaimana epidemiologi, etiologi, cara penularan, manifestasi klinik, diagnostik klinis, dan preventif dari infeksi saluran kemih?

C.      Tujuan
1.    Untuk Mengetahui Pengertian dan jenis-jenis infeksi saluran kemih?
2.    Untuk Mengetahui epidemiologi, etiologi, cara penularan, manifestasi klinik, diagnostik klinis, dan preventif dari infeksi saluran kemih?

BAB II

PEMBAHASAN



A.      Pengertian dan Jenis – jenis Infeksi
Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi Cystitis dan Pielonefritis. Cystitis adalah infeksi kandung kemih, yang merupakan tempat tersering terjadinya infeksi. Pielonefritis adalah infeksi pada ginjal itu sendiri. Pielonefritis dapat bersifat akut atau kronik. Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen.
Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter. Pada pielonefritis kronik, terjadi pembentukan jaringan parut dan obstruksi tubulus yang luas. Kemampuan ginjal untuk memekatkan urin menurun karena rusaknya tubulus-tubulus. Glomerulus biasanya tidak terkena, hal ini dapat menimbulkan gagal ginjal kronik.
Cystitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh infeksi asenden dari uretra. Penyebab lainnya mungkin aliran balik urine dari uretra kedalam kandung kemih. Kontaminasi fekal atau penggunaan kateter atau sistoskop.
Beberapa penyelidikan menunjukkan 20% dari wanita-wanita dewasa tanpa mempedulikan umur setiap tahun mengalami disuria dan insidennya meningkat sesuai pertumbuhan usia dan aktifitas seksual, meningkatnya frekwensi infeksi saluran perkemihan pada wanita terutama yang gagal berkemih setelah melakukan hubungan seksual dan diperkirakan pula karena uretra wanita lebih pendek dan tidak mempunyai substansi anti mikroba seperti yang ditemukan pada cairan seminal.
Infeksi ini berkaitan juga dengan penggunaan kontrasepsi spermasida-diafragma karena kontrsepsi ini dapat menyebabkan obstruksi uretra parsial dan mencegah pengosongan sempurna kandung kemih. Cistitis pada pria merupakan kondisi sekunder akibat bebarapa faktor misalnya prostat yang terinfeksi, epididimitis, atau batu pada kandung kemih.
Cystitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu;
1.    Cystitis primer,merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat terjadi karena penyakit lainseperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi prostat dan striktura uretra.
2.    Cystitis sekunder, merukan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari penyakit primer misalnya uretritis dan prostatitis

B.       Epidemiologi

Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada 5% anak perempuan dan 1-2% anak laki-laki. Kejadian infeksi saluran kemih pada bayi baru lahir dengan berat lahir rendah mencapai 10-100 kali lebih besar disbanding bayi dengan berat lahir normal (0,1-1%).  Sebelum usia 1 tahun, infeksi saluran kemih lebih banyak terjadi pada anak laki-laki. Sedangkan setelahnya, sebagian besar infeksi saluran kemih terjadi pada anak perempuan. Misalnya pada anak usia pra sekolah di mana infeksi saluran kemih pada perempuan mencapai 0,8%, sementara pada laki-laki hanya 0,2% dan rasio ini terus meningkat sehingga di usia sekolah, kejadian infeksi saluran kemih pada anak perempuan 30 kali lebih besar dibanding pada anak laki-laki. Pada anak laki-laki yang disunat, risiko infeksi saluran kemih menurun hingga menjadi 1/5-1/20 dari anak laki-laki yang tidak disunat. Pada usia 2 bulan – 2 tahun, 5% anak dengan infeksi saluran kemih mengalami demam tanpa sumber infeksi dari riwayat dan pemeriksaan fisik. Sebagian besar infeksi saluran kemih dengan gejala tunggal demam ini terjadi pada anak perempuan. Faktor resiko yang berpengaruh terhadap infeksi saluran kemih:
1.      Panjang urethra. Wanita mempunyai urethra yang lebih pendek dibandingkan pria sehingga lebih mudah
2.      Faktor usia. Orang tua lebih mudah terkena dibanndingkan dengan usia yang lebih muda.
3.      Wanita hamil lebih mudah terkena oenyakit ini karena penaruh hormonal ketika kehamilan yang menyebabkan perubahan pada fungsi ginjal dibandingkan sebelum kehamilan.
4.      Faktor hormonal seperti menopause. Wanita pada masa menopause lebih rentan terkena karena selaput mukosa yang tergantung pada esterogen yang dapat berfungsi sebagai pelindung.
5.      Gangguan pada anatomi dan fisiologis urin. Sifat urin yang asam dapat menjadi antibakteri alami tetapi apabila terjadi gangguan dapat menyebabkan menurunnya pertahanan terhadap kontaminasi bakteri.
6.      Penderita diabetes, orang yang menderita cedera korda spinalis, atau menggunakan kateter dapat mengalami peningkatan resiko infeksi.
Sebagian besar infeksi saluran kemih tidak dihubungkan dengan faktor risiko tertentu. Namun pada infeksi saluran kemih berulang, perlu dipikirkan kemungkinan faktor risiko seperti :
1.    Kelainan fungsi atau kelainan anatomi saluran kemih
2.    Gangguan pengosongan kandung kemih (incomplete bladder emptying)
3.    Konstipasi
4.    Operasi saluran kemih atau instrumentasi lainnya terhadap saluran kemih sehingga terdapat kemungkinan terjadinya kontaminasi dari luar.
5.    Kekebalan tubuh yang rendah

C.      Etiologi
Bakteri yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih adalah jenis bakteri aerob. Pada kondisi normal, saluran kemih tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba lain, tetapi uretra bagian bawah terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya makin berkurang pada bagian yang mendekati kandung kemih. Infeksi saluran kemih sebagian disebabkan oleh bakteri, namun tidak tertutup kemungkinan infeksi dapat terjadi karena jamur dan virus. Infeksi oleh bakteri gram positif lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan infeksi gram negatif.
Lemahnya pertahanan tubuh telah menyebabkan bakteri dari vagina, perineum (daerah sekitar vagina), rektum (dubur) atau dari pasangan (akibat hubungan seksual), masuk ke dalam saluran kemih. Bakteri itu kemudian berkembang biak di saluran kemih sampai ke kandung kemih, bahkan bisa sampai ke ginjal.
Bakteri infeksi saluran kemih dapat disebabkan oleh bakteri-bakteri di bawah ini :
1.              Enterobacteriacea
Enterobacteriaceae adalah kuman yang hidup diusus besar manusia dan hewan, tanah, air dan dapat pula ditemukan pada komposisi material. Sebagian kuman enterik ini tidak menimbulkan penyakit pada host (tuan rumah) bila kuman tetap berada di dalarn usus besar, tetapi pada keadaan-keadaan dimana terjadi perubahan pada host atau bila ada kesempatan memasuki bagian tubuh yang lain, banyak diantara kuman ini mampu menimbulkan penyakit pada tiap jaringan tubuh manusia. Organisme-organisme di dalam famili ini pada kenyataannya mempunyai peranan penting di dalam infeksi nosokomial misalnya sebagai penyebab infeksi saluran kemih, infeksi pada luka, dan infeksi lainnya.
a.    Morfologi
Kuman enterik adalah kuman berbentuk batang pendek dengan ukuran 0,5 um x 3,0 um negatif gram tidak berspora, gerak positif dengan flagel peritrik (Salmonella, Proteus, Escherichia) atau gerak negatif (Shigella, Klebsiella), mempunyai kapsul/selubung yang jelas seperti pada Klebsiella atau hanya berupa selubung tipis pada Escherichia atau tidak berkapsul sama sekali. Sebagian besar spesies mempunyai fili atau fimbriae yang berfungsi sebagai alat perlekatan dengan bakteri lain.
b.      Pembiakkan
Sifat biakan kuman enterik adalah koloni kuman biasanya basah, halus, keabu-abuan, permukaannya licin, hemolisis yaitu bila ada tipe beta dan pada perbenihan cair tumbuh secara difus.
Macam-macam perbenihan yang dipakai untuk isolasi kuman enterik adalah :
1)                  Diferensial
Agar Mc.Conkey, agar Eosin Methylene Blue, agar Desoxycholate. Pada perbenihan ini hampir semua jenis kuman tumbuh.
2)                  Selektif
Agar Salmonella-Shigella, agar Desoxycholate citrat. Perbenihan ini khusus untuk mengisolasi kuman usus patogen.
c.       Ciri pertumbuhan
Pada pola peragian karbohidrat dan aktifitas dekarboksilase asam amino, serta enzim lain biasanya digunakan dalam pembedaan biokimia. Beberapa tes misalnya pembentukan indol dari Triptofan, biasanya digunakan untuk pengenalan cepat, sementara yang lain misalnya reaksi Voges-Proskauer (Pembentukan asetil-metilkarbinol dari dekstrosa) biasanya lebih jarang digunakan.
1)         Daya tahan kuman
Kuman enterik tidak membentuk spora, mudah dimatikan dengan desinfektan kosentrasi rendah. Zat-zat seperti fenol, formaldehid, B-glutaraldehid, komponen halogen bersifat bakterisid.
Pemberian klor pada air dapat mencegah penyebaran kuman enterik, khususnya kuman penyebab penyakit tifus, dan penyakit usus lain. Kuman enterik toleran terhadap garam empedu dan zat warna bakteriostatik, sehingga zat-zat ini dipakai dalam perbenihan untuk isolasi primer. Toleran terhadap dingin, hidup berbulan-bulan di dalam es. Peka terhadap kekeringan, menyukai suasana yang cukup lembab, mati pada pasteurisasi.
2)         Struktur antigen
Karakterisasi, antigen berperan penting di dalarn epidemiologi dan klasifikasi, khususnya pada genus tertentu seperti pada Salmonella -Shigella. Komponen utama sel bakteri adalah; antigen somatik (O), antigen flagel (H), dan antigen kapsul (K).
3)         Kolisin (bakteriosin)
Banyak organisme gram-negatif menghasilkan bakteriosin. Zat-zat bakteriosidal ini dihasilkan oleh strain bakteri tertentu yang aktif terhadap strain bakteri lain dari spesies yang sama atau spesies yang serumpun. Pembentukannya dikendalikan oleh plasmid. Kolisin dihasilkan oleh E.coli, mersasin oleh Serratia, dan piosin oleh Pseudomonas. Strain yang menghasilkan bakteriosin resisten terhadap bakteriosinnya sendiri, karena itu bakteriosin dapat digunakan untuk "menentukan tipe" organisme.
4)         Toksin dan enzim
Sebagian besar bakteri-gram negatif memiliki lipopolisakarida kompleks pada dinding selnya. Zat ini suatu endotoksin, mempunyai efek patofisiologis. Banyak kuman gram-negatif menghasilkan eksotoksin yang penting dalam klinik.
5)         Contoh Enterobacteria yang menyebabkan infeksi saluran kemih
a)        Escherichia coli
-          Morfologi
Kuman ini berbentuk batang pendek, gemuk, berukuran 2,4 u x 0,4 sampai 0,7 u; gram-negatif, tak bersimpai, bergerak aktif dan tidak berspora.
-          Patogenisitas
Eschericia coli adalah penyebab yang paling lazim dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada kira-kira 90% wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain sering kencing, disuria, hematuria, dan puria. Nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian atas. Tak satupun dari gejala atau tanda-tanda ini bersifat khusus untuk bakteri E. coli. Infeksi saluran kemih dapat mengakibatkan bakterimia dengan tanda-tanda khusus sepsis.
E.coli yang nefropatogenik secara khas menghasilkan hemolisin. Kebanyakan infeksi disebabkan oleh E.coli dengan sejumlah kecil tipe antigen O. Antigen K tampaknya penting dalam patogenesis infeksi saluran atas. Pieloneftritis berhubungan dengan jenis philus khusus, philus P yang mengikat zat golongan darah P.
Infeksi saluran kemih misalnya sistitis, pielitis dan pielonefritis. Infeksi dapat terjadi akibat sumbatan saluran kemih karena adanya pembesaran prostat dan kehamilan. E.coli yang biasa menyebabkan infeksi saluran kemih ialah jenis 01, 2, 4, 6, dan 7. Jenis-jenis pembawa antigen K dapat menyebabkan timbulnya piolonefritis.
b)        Klebsiella
Klebsiella pneumoniae kadang-kadang menyebabkan infeksi saluran kemih dan bakteremia dengan lesi fokal pada pasien yang lemah. Ditemukan pada selaput lendir saluran napas bagian atas, usus dan saluran kemih dan alat kelamin. Tidak bergerak, bersimpai, tumbuh pada perbenihan biasa dengan membuat koloni berlendir yang besar yang daya lekatnya berlainan.
c)      Enterobacter aerogenes
Organisme ini mempunyai simpai yang kecil, dapat hidup bebas seperti dalam saluran usus, serta menyebabkan saluran kemih dan sepsis. Infeksi saluran kemih terjadi melalui infeksi nosokomial.
d)        Proteus
Kuman ini adalah kuman patogen oportunis. Dapat menyebabkan infeksi saluran kemih atau kelainan bemanah seperti abses, infeksi luka, infeksi telinga atau saluran napas. Spesies proteus dapat menyebabkan infeksi pada manusia hanya bila bakteri itu meninggalkan saluran usus. Spesies ini ditemukan pada infeksi saluran kemih dan menyebabkan bakterimia, pneumonia dan lesi fokal pada penderita yang lemah atau pada penderita yang menerima infus intravena.
P.mirabilis menyebabkan infeksi saluran kemih dan kadang-kadang infeksi lainnya. Karena itu, pada infeksi saluran kemih oleh Proteus urine bersifat basa, sehingga memudahkan pembentukan batu dan praktis tidak mungkin mengasamkannya. Pergerakan cepat oleh Proteus mungkin ikut berperan dalam invasinya terhadap saluran kemih. Spesies Proteus menghasilkan urease mengakibatkan hidrolisis urea yang cepat dengan pembebasan amonia.
e)      Providencia
Spesies Providensia (Providencia rettgeri, Providencia alcalifaciens dan Providencia stuartii) adalah anggota flora usus normal. Semuanya menyebabkan infeksi saluran kemih dan sering resisten terhadap pengobatan antimikroba.
f)        Citrobacter
Citrobacter dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan sepsis.
2.              Pseudomonas aeroginosa
a.         Morfologi
 Batang gram negatif, 0,5 -1,0 x 3,0 -4,0 um. Umumnya mempunyai flagel polar, tetapi kadang-kadang 2-3 flagel. Bila tumbuh pada perbenihan tanpa sukrosa terdapat lapisan lendir polisakarida ekstraseluler Struktur dinding gel sama dengan famili Enterobacteriaceae. Strain yang diisolasi dari bahan klinik sering mempunyai phili untuk perlekatan pada permukaan gel dan memegang peranan penting dalam resistensi terhadap fagositosis.

b.         Ciri-ciri pertumbuhan
P.aeroginosa tumbuh baik pada suhu 3-42°C. Tumbuh pada suhu 42°C membantu membedakan spesies ini dari spesies Pseudomonas lain. Bakteri ini oksidase positif dan tidak meragi karbohidrat, tetapi banyak strain yang mengoksidasi glukosa. Pengenalan biasanya berdasarkan morfologi koloni, sifat oksidase positif, adanya daya pigmen yang khas dan pertumbuhannya pada suhu 42°C untuk membedakan Pseudomonas aeruginosa dengan yang lain.
c.         Struktur antigen dan toksin
Phili (fimbriae) menjulur dari permukaan gel dan membantu pelekatan pada gel epitel inang. Simpai polisakarida membentuk koloni mukoid yang terlihat pada biakan dari penderita penyakit fibrosis kistik. P.aeruginosa dapat ditentukan tipenya berdasarkan imuno tipe lipopolisakarida dan kepekaannya terhadap piosin (bakteriosin). Kebayakan isolat P.aeruginosa dari infeksi klinis menghasilkan enzim ekstrasel, termasuk elastase, protease dan dua hemolisin : suatu fosfolipase C yang tidak tahan panas dan suatu glikolipid yang tahan panas.
Banyak strain P.aeruginosa yang menghasilkan eksotoksin A, yang menyebabkan nekrosis jaringan dan dapat mematikan hewan hila disuntikkan dalam bentuk murni. Toksin ini menghambat sintesis protein dengan cara kerja yang sama dengan cara kerja toksin difteria, meskipun struktur ke dua toksin itu tidak sama. Antitoksin terhadap eksotoksin A ditemukan dalam serum manusia, termasuk serum penderita yang telah sembuh dari infeksi P.aeruginosa yang berat.
d.        Patogenesis
P.aeruginosa bersifat patogen bila masuk ke daerah yang fungsi pertahanannya abnormal, misalnya bila selaput mukosa dan kulit "robek" karena kerusakan kulit langsung; pada pemakaian kateter intravena atau kateter air kemih; atau bila terdapat netropenia, misalnya pada kemoterapi kanker. Kuman melekat dan mengkoloni selaput mukosa atau kulit dan menginvasi secara lokal dan menimbulkan penyakit sistemik. Proses ini dibantu oleh phili, enzim dan tosin. Lipopolisakarida berperan langsung yang menyebabkan demam, syok, oliguria, leukositosis, dan leukopenia, disseminated intravascular coagulation dan respiratory distress syndrome pada orang dewasa.
3.                  Acinetobacter
Acinetobacter calroaceticus adalah spesies bakteri gram-negatif aerob yang tersebar luas ditanah dan air dan kadang-kadang dapat dibiakkan dari kulit, selaput mukosa dan sekresi.
a.         Morfologi
Acinetobacter biasanya tampak berbentuk kokobasil atau kokus ; bakteri ini menyerupai neisseria pada sediaan apus, karena bentuk diplokokus banyak terdapat dalam cairan tubuh dan pada perbenihan padat. Ada yang berbentuk batang dan kadang-kadang bakteri tampak bersifat gram positif.
b.         Patogenesis
Acinetobacter yang ditemukan pada saluran kelamin wanita sering dikacaukan dengan dengan N.gonorrhoeae tetapi N.gonorrhoeae menghasilkan oksidase positif sedangkan Acinetobacter tidak. Acinetobakter yang ditemukan padan infeksi saluran kemih dapat terjadi melalui pemakaian kateter intravena atau kateter saluran kemih.
4.        Streptococcus
a.         Morfologi
Kokus tunggal berbentuk bulat atau bulat telur, tersusun dalam bentuk rantai .Kokus membelah pada bidang yang tegak lurus sumbu panjang rantai. Anggota rantai sering tampak sebagai diplokokus dan bentuknya kadang-kadang menyerupai batang.

b.         Sifat-sifat khas pertumbuhan
Energi terutama diperoleh dari penggunaan gula. Pertumbuhan streptokokus cendrung kurang subur pada perbenihan padat atau dalam kaldu, kecuali yang diperkaya dengan darah atau cairan jaringan. Kuman yang patogen pada manusia paling banyak membutuhkan faktor-faktor pertumbuhan. Pertumbuhan dan hemolisis dibantu dengan pengeraman dalam CO2 10%.
5.        Enterococcus faecalis
Terdapat sedikitnya 12 spesies enterokokus. Enterococcus faecalis merupakan yang paling sering dan menyebabkan 85-90% infeksi enterokokus. Enterokokus adalah yang paling sering menyebabkan infeksi nosokomial, terutama pada unit perawatan intensif, dan hanya pada pengobatan dengan sefalosporin dan antibiotika lainnya dimana mereka bersifat resisten. Enterokokus ditularkan dari satu pasien ke pasien lainnya terutama melalui tangan perawat kesehatan yang beberapa diantara mereka mungkin pembawa enterokokus pencernaannya. Enterokokus kadang-kadang ditularkan melalui melalui alat-alat kedokteran. Pada pasien tempat yang paling sering terkena infeksi adalah saluran kemih, luka tusuk dan saluran empedu dan darah.
6.        Stafilococcus saprophyticus
Stafilokokus secara khas tidak berpigmen, resisten terhadap novobiosin, dan nonhemolitik; bakteri ini menyebabkan infeksi saluran kemih pada wanita muda.

D.      Cara Penularan
Bakteri masuk ke saluran kemih manusia dapat melalui beberapa cara yaitu :
-        Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi terdekat
-        Hematogen
-        Limfogen
-        Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi
 Dua jalur utama masuknya bakteri ke saluran kemih adalah jalur hematogen dan asending, tetapi asending lebih sering terjadi.
1.    Infeksi hematogen (desending)
Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh rendah, karena menderita suatu penyakit kronik, atau pada pasien yang sementara mendapat pengobatan imunosupresif. Penyebaran hematogen dapat juga terjadi akibat adanya fokus infeksi di salah satu tempat. Contoh mikroorganisme yang dapat menyebar secara hematogen adalah Staphylococcus aureus, Salmonella sp, Pseudomonas, Candida sp., dan Proteus sp.
Ginjal yang normal biasanya mempunyai daya tahan terhadap infeksi E.coli karena itu jarang terjadi infeksi hematogen E.coli. Ada beberapa tindakan yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal yang dapat meningkatkan kepekaan ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen. Hal ini dapat terjadi pada keadaan sebagai berikut :
a.         Adanya bendungan total aliran urin
b.         Adanya bendungan internal baik karena jaringan parut maupun terdapatnya presipitasi obat intratubular, misalnya sulfonamide
c.         Terdapat faktor vaskular misalnya kontriksi pembuluh darah
d.        Pemakaian obat analgetik atau estrogen
e.         Pijat ginjal
f.          Penyakit ginjal polikistik
g.         Penderita diabetes melitus
2.    Infeksi asending
a.         Kolonisasi uretra dan daerah introitus vagina
Saluran kemih yang normal umumnya tidak mengandung mikroorganisme kecuali pada  bagian distal uretra yang biasanya juga dihuni oleh bakteri normal kulit seperti basil difteroid, streptpkokus. Di samping bakteri normal flora kulit, pada wanita, daerah 1/3 bagian distal uretra ini disertai jaringan periuretral dan vestibula vaginalis yang juga banyak dihuni oleh bakteri yang berasal dari usus karena letak usus tidak jauh dari tempat tersebut. Pada wanita, kuman penghuni terbanyak pada daerah tersebut adalah E.coli di samping enterobacter dan S.fecalis. Kolonisasi E.coli pada wanita didaerah tersebut diduga karena :
1)             adanya perubahan flora normal di daerah perineum
2)             Berkurangnya antibodi lokal
3)             Bertambahnya daya lekat organisme pada sel epitel wanita
b.         Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih
Proses masuknya mikroorganisme ke dalam kandunh kemih belum diketahui dengan jelas. Beberapa faktor yang mempengaruhi masuknya mikroorganisme ke dalam kandung kemih adalah :
1)        Faktor anatomi
Kenyataan bahwa infeksi saluran kemih lebih banyak terjadi pada wanita daripada laki-laki disebabkan karena Uretra wanita lebih pendek dan terletak lebih dekat anus, sedangkan Uretra laki-laki bermuara saluran kelenjar prostat dan sekret prostat merupakan antibakteri yang kuat
2)        Faktor tekanan urin pada waktu miksi
Mikroorganisme naik ke kandung kemih pada waktu miksi karena tekanan urin. Selama miksi terjadi refluks ke dalam kandung kemih setelah pengeluarann urin.
3)        Faktor lain
Misalnya Perubahan hormonal pada saat menstruasi, Kebersihan alat kelamin bagian luar, Adanya bahan antibakteri dalam urin, dan Pemakaian obat kontrasepsi oral
a. Multiplikasi bakteri dalam kandung kemih dan pertahanan kandung kemih. Dalam keadaan normal, mikroorganisme yang masuk ke dalam kandung kemih akan cepat menghilang, sehingga tidak sempat berkembang biak dalam urin. Pertahanan yang normal dari kandung kemih ini tergantung tiga faktor yaitu :
1)        Eradikasi organisme yang disebabkan oleh efek pembilasan dan pengenceran urin
2)        Efekantibakteri dari urin, karena urin mengandung asam organik yang bersifat bakteriostatik. Selain itu, urin juga mempunyai tekanan osmotik yang tinggi dan pH yang rendah
b.    Mekanisme pertahanan mukosa kandung kemih yang intrinsik
Mekanisme pertahanan mukosa ini diduga ada hubungannya dengan mukopolisakarida dan glikosaminoglikan yang terdapat pada permukaan mukosa, asam organik yang bersifat bakteriostatik yang dihasilkan bersifat lokal, serta enzim dan lisozim. Selain itu, adanya sel fagosit berupa sel neutrofil dan sel mukosa saluran kemih itu sendiri, juga IgG dan IgA yang terdapat pada permukaan mukosa. Terjadinya infeksi sangat tergantung pada keseimbangan antara kecepatan proliferasi bakteri dan daya tahan mukosa kandung kemih.
Eradikasi bakteri dari kandung kemih menjadi terhambat jika terdapat hal sebagai berikut : adanya urin sisa, miksi yang tidak kuat, benda asing atau batu dalam kandung kemih, tekanan kandung kemih yang tinggi atau inflamasi sebelumya pada kandung kemih.
  1. Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal
Hal ini disebabkan oleh refluks vesikoureter dan menyebarnya infeksi dari pelvis ke korteks karena refluks internal. Refluks vesikoureter adalah keadaan patologis karena tidak berfungsinya valvula vesikoureter sehingga aliran urin naik dari kandung kemih ke ginjal. Tidak berfungsinya valvula vesikoureter ini disebabkan karena :
1)      Memendeknya bagian intravesikel ureter yang biasa terjadi secara kongenital
2)      Edema mukosa ureter akibat infeksi
3)      Tumor pada kandung kemih
4)      Penebalan dinding kandung kemih


E.       Gambaran Klinis
1.              Gejala – gejala dari cystitis sering meliputi:
a.         Gejala yang terlihat, sering timbulnya dorongan untuk berkemih
b.         Rasa terbakar dan perih pada saat berkemih
c.         Seringnya berkemih, namun urinnya dalam jumlah sedikit (oliguria)
d.        Adanya sel darah merah pada urin (hematuria)
e.         Urin berwarna gelap dan keruh, serta adanya bau yang menyengat dari urin
f.          Ketidaknyamanan pada daerah pelvis renalis
g.         Rasa sakit pada daerah di atas pubis
h.         Perasaan tertekan pada perut bagian bawah
i.           Demam
j.           Anak – anak yang berusia di bawah lima tahun menunjukkan gejala yang nyata, seperti lemah, susah makan, muntah, dan adanya rasa sakit pada saat berkemih.
k.         Pada wanita yang lebih tua juga menunjukkan gejala yang serupa, yaiu kelelahan, hilangnya kekuatan, demam
l.           Sering berkemih pada malam hari
Pada anak – anak, mengompol juga menandakan gejala adanya infeksi saluran kemih. Gejala- gejala dari cystitis di atas disebabkan karena beberapa kondisi:
a.         Penyakit seksual menular, misalnya gonorrhoea dan chlamydia
b.         Terinfeksi bakteri, seperti E-coli atau Jamur (Candida)
c.         Terjadinya inflamasi pada uretra (uretritis)
d.        Wanita atau gadis yang tidak menjaga kebersihan bagian kewanitaannya
e.         Wanita hamil
f.          Inflamasi pada kelerjar prostat, tau dikenal dengan prostatitis
g.         Seseorang yang menggunakan cateter
h.         Anak muda yang melakukan hubungan seks bebas
Jika infeksi dibiarkan saja, infeksi akan meluas dari kandung kemih hingga ginjal. Gejala – gejala dari adanya infeksi pada ginjal berkaitan dengan gejala pada cystitis, yaitu demam, kedinginan, rasa nyeri pada punggung, mual, dan muntah. Cystitis dan infeksi ginjal termasuk dalam infeksi saluran kemih.
2.        Tidak setiap orang dengan infeksi saluran kemih dapat dilihat tanda – tanda dan gejalanya, namun umumnya terlihat beberapa gejala, meliputi:
a.         Desakan yang kuat untuk berkemih
b.         Rasa terbakar pada saat berkemih
c.         Frekuensi berkemih yang sering dengan jumlah urin yang sedikit (oliguria)
d.        Adanya darah pada urin (hematuria)
Setiap tipe dari infeksi saluran kemih memilki tanda – tanda dan gejala yang spesifik, tergantung bagian saluran kemih yang terkena infeksi:
a.         Pyelonephritis akut. Pada tipe ini, infeksi pada ginjal mungkin terjadi setelah meluasnya infeksi yang terjadi pada kandung kemih. Infeksi pada ginjal dapat menyebabkan rasa salit pada punggung atas dan panggul, demam tinggi, gemetar akibat kedinginan, serta mual atau muntah.
b.         Cystitis. Inflamasi atau infeksi pada kandung kemih dapat dapat menyebabkan rasa tertekan pada pelvis, ketidaknyamanan pada perut bagian bawah, rasa sakit pada saat urinasi, dan bau yang menyengat dari urin.
c.         Uretritis. Inflamasi atau infeksi pada uretra menimbulkan rasa terbakar pada saat urinasi. Pada pria, uretritis dapat menyebabkan gangguan pada penis.




Gejala infeksi saluran kemih pada anak – anak, meliputi:
a.         Diarrhea
b.         Menangis tanpa henti yang tidak dapat dihentikan dengan usaha tertentu (misalnya: pemberian makan, dan menggendong)
c.         Kehilangan nafsu makan
d.        Demam
e.         Mual dan muntah
Untuk anak – anak yang lebih dewasa, gejala yang ditunjukkan berupa:
a.         rasa sakit pada panggul dan punggung bagian bawah (dengan infeksi pada ginjal)
b.         seringnya berkemih
c.         ketidakmampuan memprodukasi urin dalam jumlah yang normal, dengan kata lain, urin berjumlah sedikit (oliguria)
d.        tidak dapat mengontrol pengeluaran kandung kemih dan isi perut
e.         rasa sakit pada perut dan daerah pelvis
f.          rasa sakit pada saat berkemih (dysuria)
g.         urin berwarna keruh dan memilki bau menyengat
Gejala pada infeksi saluran kemih ringan (misalnya: cystitis, uretritis) pada orang dewasa, meliputi:
a.         rasa sakit pada punggung
b.         adanya darah pada urin (hematuria)
c.         adanya protein pada urin (proteinuria)
d.        urin yang keruh
e.         ketidakmampuan berkemih meskipun tidak atau adanya urin yang keluar
f.          demam
g.         dorongan untuk berkemih pada malam hari (nokturia)
h.         tidak nafsu makan
i.           lemah dan lesu (malaise)
j.           rasa sakit pada saat berkemih (dysuria)
k.         rasa sakit di atas bagian daerah pubis (pada wanita)
l.           rasa tidak nyaman pada daerah rectum (pada pria)
Gejala yang mengindikasikan infeksi saluran kemih lebih berat (misalnya: pyelonephritis) pada orang dewasa, meliputi:
a.         kedinginan
b.         demam tinggi dan gemetar
c.         mual
d.        muntah (emesis)
e.         rasa sakit di bawah rusuk
f.          rasa sakit pada daerah sekitar abdomen
Merokok, ansietas, minum kopi terlalu banyak, alergi makanan atau sindrom pramenstruasi bisa menyebabkan gejala mirip infeksi saluran kemih. Gejala infeksi saluran kemih pada bayi dan anak kecil.  Infeksi saluran kemih pada bayi dan anak usia belum sekolah memilki kecendrungan lebih serius dibandingkan apabila terjadi pada wanita muda, hal ini disebabkan karena memiliki ginjal dan saluran kemih yang lebih rentan terhadap infeksi.
Gejala pada bayi dan anak kecil yang sering terjadi, meliputi:
a.         Kecendrungan terjadi demam tinggi yang tidak diketahui sebabnya, khususnya jika dikaitkan dengan tanda – tanda bayi yang lapar dan sakit, misalnya: letih dan lesu.
b.         Rasa sakit dan bau urin yang tidak enak. ( orang tua umumnya tidak dapat mengidentifikasikan infeksi saluran kemih hanya dengan mencium urin bayinya. Oleh karena itu pemeriksaan medis diperlukan).
c.         Urin yang keruh. (jika urinnya jernih, hal ini hanya mirip dengan penyakit, walaupun tidak dapat dibuktikan kebenarannya bahwa bayi tersebut bebas dari Infeksi saluran kemih).
d.        rasa sakit pada bagian abdomen dan punggung.
e.         muntah dan sakit pada daerah abdomen (pada bayi)
f.          jaundice (kulit yang kuning dan mata yang putih) pada bayi, khususnya bayi yang berusia setlah delapan hari.

F.       Media Pembiakan

Kultur (kultur : pembiakan mikroorganisme) yang negatif akan menyingkirkan diagnosis infeksi saluran kemih. Sedangkan pada kultur yang positif, proses pengambilan contoh urin harus diperhatikan. Jika kultur positif berasal dari aspirasi suprapubik atau kateterisasi, maka hasil tersebut dianggap benar. Namun jika kultur positif diperoleh dari kantung penampung urin, perlu dilakukan konfirmasi dengan kateterisasi atau aspirasi suprapubik. Media pembiakan yang digunakan untuk kultur ini umumnya adalah agar darah/blood agar dan agar mac conkey.
  1. Agar darah
Salah satu agar pembiakan yang umum digunakan. Mengandung sel darah yang dapat berasal dari hewan (misal: domba); banyak bakteri yang dapat tumbuh pada media ini.
  1. Agar mac conkey
Media agar ini adalah media yang spesifik untuk pertumbuhan bakteri gram negatif. Yang paling umum adalah E. coli, yang mana pada agar ini akan terlihat sebagai suatu koloni berwarna merah karena adanya indikator pH. Ada dua versi agar ini: pertama, adalah yang ditambahkan gula laktosa kedalamnya dan yang kedua tanpa penambahan gula. Karena E. coli memfermentasi gula menjadi asam maka akan muncuk warna merah pada agar.

G.      Diagnostik
Untuk pemeriksaan infeksi saluran kemih, digunakan urin segar (urin pagi). Urin pagi adalah urin yang pertama – tama diambil pada pagi hari setelah bangun tidur. Digunakan urin pagi karena yang diperlukan adalah pemeriksaan pada sedimen dan protein dalam urin. Sampel urin yang sudah diambil, harus segera diperiksa dalam waktu maksimal 2 jam. Apabila tidak segera diperiksa, maka sampel harus disimpan dalam lemari es atau diberi pengawet seperti asam format.

Bahan untuk sampel urin dapat diambil dari:
a.         Urin porsi tengah, sebelumnya genitalia eksterna dicuci dulu dengan air sabun dan NaCl 0,9%.
b.         Urin yang diambil dengan kateterisasi 1 kali.
c.         Urin hasil aspirasi supra pubik.
Bahan yang dianjurkan adalah dari urin porsi tengah dan aspirasi supra pubik. Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya adalah sebagai berikut:
  1. Pemeriksaan laboratorium
  2. Analisa Urin (urinalisis)
Pemeriksaan urinalisis meliputi:
a.         Leukosuria (ditemukannya leukosit dalam urin).
Dinyatakan positif jika terdapat 5 atau lebih leukosit (sel darah putih) per lapangan pandang dalam sedimen urin.
b.         Hematuria (ditemukannya eritrosit dalam urin).
Merupakan petunjuk adanya infeksi saluran kemih jika ditemukan eritrosit (sel darah merah) 5-10 per lapangan pandang sedimen urin. Hematuria bisa juga karena adanya kelainan atau penyakit lain, misalnya batu ginjal dan penyakit ginjal lainnya.
3.      Pemeriksaan bakteri (bakteriologis)
Pemeriksaan bakteriologis meliputi:
a.    Mikroskopis.
Bahan: urin segar (tanpa diputar, tanpa pewarnaan).
Positif jika ditemukan 1 bakteri per lapangan pandang.
b.    Biakan bakteri.
Untuk memastikan diagnosa infeksi saluran kemih.
4.      Pemeriksaan kimia
Tes ini dimaksudkan sebagai penyaring adanya bakteri dalam urin. Contoh, tes reduksi griess nitrate, untuk mendeteksi bakteri gram negatif. Batasan: ditemukan lebih 100.000 bakteri. Tingkat kepekaannya mencapai 90 % dengan spesifisitas 99%.
5.      Tes Dip slide (tes plat-celup)
Untuk menentukan jumlah bakteri per cc urin. Kelemahan cara ini tidak mampu mengetahui jenis bakteri.
6.      Pemeriksaan penunjang lain
Meliputi: radiologis (rontgen), IVP (pielografi intra vena), USG dan Scanning. Pemeriksaan penunjang ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya batu atau kelainan lainnya.
  1. Pemeriksaan penunjang dari infeksi saluran kemih terkomplikasi

H.      Pengobatan
Prinsip pengobatan infeksi saluran kemih adalah memberantas (eradikasi) bakteri dengan antibiotika.
Tujuan pengobatan adalah untuk Menghilangkan bakteri penyebab Infeksi saluran kemih, Menanggulangi keluhan (gejala), dan Mencegah kemungkinan gangguan organ ( terutama ginjal).
Tata cara pengobatan adalah dengan Menggunakan pengobatan dosis tunggal, Menggunakan pengobatan jangka pendek antara 10-14 hari, Menggunakan pengobatan jangka panjang antara 4-6 minggu, Menggunakan pengobatan pencegaham (profilaksis) dosis rendah, dan Menggunakan pengobatan supresif, yaitupengobatan lanjutan jika pemberantasan (eradikasi) bakteri belum memberikan hasil.
Pengobatan infeksi saluran kemih menggunakan antibiotika yang telah diseleksi terutama didasarkan pada beratnya gejala penyakit, lokasi infeksi, serta timbulnya komplikasi. Pertimbangan pemilihan antibiotika yang lain termasuk efek samping, harga, serta perbandingan dengan terapi lain. Tetapi, idealnya pemilihan antibiotika berdasarkan toleransi dan terabsorbsi dengan baik, perolehan konsentrasi yang tinggi dalam urin, serta spectrum yang spesifik terhadap mikroba pathogen.
          Antibiotika yang digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih terbagi dua, yaitu antibiotika oral dan parenteral.

I.       Antibiotika Oral
a.       Sulfonamida
Antibiotika ini digunakan untuk mengobati infeksi pertama kali. Sulfonamida umumnya diganti dengan antibiotika yang lebih aktif karena sifat resistensinya. Keuntungan dari sulfonamide adalah obat ini harganya murah.
b.      Trimetoprim-sulfametoksazol
Kombinasi dari obat ini memiliki efektivitas tinggi dalam melawan bakteri aerob, kecuali Pseudomonas aeruginosa. Obat ini penting untuk mengobati infeksi dengan komplikasi, juga efektif sebagai profilaksis pada infeksi berulang. Dosis obat ini adalah 160 mg dan interval pemberiannya tiap 12 jam.
c.       Penicillin
1)   Ampicillin adalah penicillin standar yang memiliki aktivitas spektrum luas, termasuk terhadap bakteri penyebab infeksi saluran urin. Dosis ampicillin 1000 mg dan interval pemberiannya tiap 6 jam.
2)   Amoxsicillin terabsorbsi lebih baik, tetapi memiliki sedikit efek samping. Amoxsicillin dikombinasikan dengan clavulanat lebih disukai untuk mengatasi masalah resistensi bakteri. Dosis amoxsicillin 500 mg dan interval pemberiannya tiap 8 jam.
d.      Cephaloporin
Cephalosporin tidak memiliki keuntungan utama dibanding dengan antibiotika lain yang digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih, selain itu obat ini juga lebih mahal. Cephalosporin umumnya digunakan pada kasus resisten terhadap amoxsicillin dan trimetoprim-sulfametoksazol.




e.       Tetrasiklin
Antibiotika ini efektif untuk mengobati infeksi saluran kemih tahap awal. Sifat resistensi tetap ada dan penggunannya perlu dipantau dengan tes sensitivitas. Antibotika ini umumnya digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh chlamydial.
f.       Quinolon
Asam nalidixic, asam oxalinic, dan cinoxacin efektif digunakan untuk mengobati infeksi tahap awal yang disebabkan oleh bakteri E. coli dan Enterobacteriaceae lain, tetapi tidak terhadap Pseudomonas aeruginosa. Ciprofloxacin ddan ofloxacin diindikasikan untuk terapi sistemik. Dosis untuk ciprofloxacin sebesar 50 mg dan interval pemberiannya tiap 12 jam. Dosis ofloxacin sebesar 200-300 mg dan interval pemberiannya tiap 12 jam.
g.      Nitrofurantoin
Antibiotika ini efektif sebagai agen terapi dan profilaksis pada pasien infeksi saluran kemih berulang. Keuntungan utamanya adalah hilangnya resistensi walaupun dalam terapi jangka panjang.
h.      Azithromycin
Berguna pada terapi dosis tunggal yang disebabkan oleh infeksi chlamydial.
i.        Methanamin Hippurat dan Methanamin Mandalat
Antibiotika ini digunakan untuk terapi profilaksis dan supresif diantara tahap infeksi.
II.      Antibiotika Parenteral.
a.         Amynoglycosida
Gentamicin dan Tobramicin mempunyai efektivitas yang sama, tetapi gentamicin sedikit lebih mahal. Tobramicin mempunyai aktivitas lebih besar terhadap pseudomonas memilki peranan penting dalam pengobatan onfeksi sistemik yang serius. Amikasin umumnya digunakan untuk bakteri yang multiresisten. Dosis gentamicin sebesar 3-5 mg/kg berat badan dengan interval pemberian tiap 24 jam dan 1 mg/kg berat badan dengan interval pemberian tiap 8 jam.
b.         Penicillin
Penicillin memilki spectrum luas dan lebih efektif untuk menobati infeksi akibat Pseudomonas aeruginosa dan enterococci. Penicillin sering digunakan pada pasien yang ginjalnya tidak sepasang atau ketika penggunaan amynoglycosida harus dihindari.
c.         Cephalosporin
Cephalosporin generasi kedua dan ketiga memiliki aktivitas melawan bakteri gram negative, tetapi tidak efektif melawan Pseudomonas aeruginosa. Cephalosporin digunakan untuk mengobati infeksi nosokomial dan uropsesis karena infeksi pathogen.
d.        Imipenem/silastatin
Obat ini memiliki spectrum yang sangat luas terhadap bakteri gram positif, negative, dan bakteri anaerob. Obat ini aktif melawan infeksi yang disebabkan enterococci dan Pseudomonas aeruginosa, tetapi banyak dihubungkan dengan infeksi lanjutan kandida. Dosis obat ini sebesar 250-500 mg ddengan interval pemberian tiap 6-8 jam.
e.         Aztreonam
Obat ini aktif melawan bakteri gram negative, termasuk Pseudomonas aeruginosa. Umumnya digunakan pada infeksi nosokomial, ketika aminoglikosida dihindari, serta pada pasien yang sensitive terhadap penicillin. Dosis aztreonam sebesar 1000 mg dengan interval pemberian tiap 8-12 jam.







I.    Preventif Infeksi Saluran Kemih
       Agar terhindar dari penyakit infeksi saluran kemih, dapat dilakukan hal-hal berikut:
1)        Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kemih.
2)        Bagi perempuan, membersihkan organ intim dengan sabun khusus yang memiliki pH balanced (seimbang) sebab membersihkan dengan air saja tidak cukup bersih.
3)        Pilih toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab toilet jongkok tidak menyentuh langsung permukaan toilet dan lebih higienis. Jika terpaksa menggunakan toilet duduk, sebelum menggunakannya sebaiknya bersihkan dahulu pinggiran atau dudukan toilet. Toilet-toilet umum yang baik biasanya sudah menyediakan tisu dan cairan pembersih dudukan toilet.
4)        Jangan membersihkan organ intim di toilet umum dari air yang ditampung di bak mandi atau ember. Pakailah shower atau keran.
5)        Gunakan pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar tidak lembab.



BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Infeksi saluran kemih secara umum dapat disebabkan oleh E.coli atau penyebab yang paling lazim dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada sekitar 90% wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain : sering kencing, disuria, hematuria dan piuria. Adanya keluhan nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian atas.
Bakteri yang dapat menimbulkan infeksi saluran kemih selain E.coli melalui infeksi nosokomial Klebsiella, Proteus, Providencia, Citrobacter, P. aeruginosa, Acinetobacter, Enterococcus faecalis dan Stafilokokus saprophyticus.
Gambaran klinis dari penyakit infeksi saluran kemih umumnya adalah sebagai berikut yaitu, rasa sakit pada punggung, adanya darah pada urin (hematuria), adanya protein pada urin (proteinuria), urin yang keruh, ketidakmampuan berkemih meskipun tidak atau adanya urin yang keluar, demam, dorongan untuk berkemih pada malam hari (nokturia), tidak nafsu makan, lemah dan lesu (malaise), rasa sakit pada saat berkemih (dysuria), rasa sakit di atas bagian daerah pubis (pada wanita), dan rasa tidak nyaman pada daerah rectum (pada pria).
Media pembiakan yang sesuai untuk berbagai mikroorganisme penyebab meningitis adalah media agar darah dan agar mac conkey.
Diagnosa yang dilakukan untuk pendeteksian penyakit infeksi saluran kemih adalah dengan tujuan untuk mengidentifikasikan adanya infeksi bakteri yang menyebabkan penyakit tersebut. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala yang ada, namun gejala- gejala dari infeksi saluran kemih, baik akut maupun kronik sangat sukar dibedakan dengan infeksi saluran kemih yang biasa. Hal ini dikarenakan gambaran klinik dari infeksi saluran kemih berat mirip dengan infeksi bakteri biasa.